Pelayanan Perizinan Masyarakat Kawasan Konservasi Beralih ke Digital

Dalam kawasan konservasi, PNBP bukan menjadi target signifikan.

Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional (LKKPN) Pekanbaru menggelar sosialisasi "Seapark" bagi mitra kerja dalam pemanfaatan kawasan konservasi Pulau Pieh di Padang, Jumat (7/6/2024) (Foto: Dok. ANTARA/Melani Friati).

Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional (LKKPN) Pekanbaru menggelar sosialisasi "Seapark" bagi mitra kerja dalam pemanfaatan kawasan konservasi Pulau Pieh di Padang, Jumat (7/6/2024) (Foto: Dok. ANTARA/Melani Friati).

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Sistem Elektronik Administrasi Pelayanan Terintegrasi Kawasan Konservasi (Seapark) merupakan sistem digital, untuk mempermudah pelayanan perizinan masyarakat di kawasan konservasi.

“Melalui layanan digital Seapark ini, mulai dari parkir, memasukkan data wisatawan domestik maupun manca negara yang akan masuk ke kawasan konservasi, proses verifikasi hingga proses pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sudah terintegrasi dalam layanan ini,” kata Kepala Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional (LKKPN) Pekanbaru, Rahmat Irfansyah, Jumat (7/6/2024) siang.

Pengelolaan kawasan konservasi, katanya, tidak selalu berbanding lurus dengan PNBP karena kawasan konservasi juga memerlukan pendekatan pengelolaan, perlindungan dan pelestarian kawasan konservasi.

“Jika ada kawasan konservasi yang dimanfaatkan, itu pun pemanfaatannya untuk perlindungan dan pelestarian kawasan konservasi yang harus dijaga keberlanjutannya,” katanya.

Dalam kawasan konservasi, katanya, PNBP bukan menjadi target signifikan, justru yang signifikan adalah bagaimana pemanfaatan PNBP tersebut.

“Jadi PNBP yang sudah kami peroleh itu, dimanfaatkan lagi secara maksimal, untuk menjaga kawasan konservasi,” katanya.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, katanya, sudah menegaskan bahwa ekologi adalah panglima dalam pembangunan kelautan dan perikanan.

“Artinya kawasan konservasi ini harus benar-benar kita jaga dengan baik termasuk dalam pemanfaatannya,” katanya.

Sebagai pengelola kawasan konservasi, LKKPN Pekanbaru terus mengedepankan pengelolaan wisata yang berkelanjutan.

Ia mencontohkan dalam pengembangan wisata minat khusus, di kawasan Pulau Bando yang dikelola LKKPN Pekanbaru, saat ini dikembangkan wisata survival island.

“Kawasan Pulau Bando dimanfaatkan untuk wisata dan potensi wisatanya, untuk kehadiran wisatawan lokal maupun mancanegara, tapi dalam rangka mereka berwisata yang ramah lingkungan, berwisata dengan pendekatan ekologi tadi,” katanya.

Yang paling penting saat ini lanjutnya, bagaimana tetap memanfaatkan kawasan konservasi dengan wisata, tanpa merusak atau mengganggu keseimbangan ekologi dalam kawasan konservasi.

Selama ini PNBP yang diperoleh dari kawasan konservasi Pulau Pieh, dimanfaatkan kembali untuk menjaga dan melindungi kawasan konservasi.

“Jadi PNBP yang ada, digunakan untuk meningkatkan kualitas ekosistem, target-target konservasi menjadi lebih baik, sehingga keseimbangan dan keberlanjutan kawasan konservasi bisa terus dijaga,” imbuhnya. (rdr/ant)

Exit mobile version