BANDA ACEH, RADARSUMBAR.COM – Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) kembali melanjutkan komitmennya untuk melestarikan lingkungan melalui program ‘Digitalisasi Konservasi Mangrove’.
Menggandeng Global System for Mobile Communication Association (GSMA) dan Universitas Syiah Kuala (USK) di Aceh, program ini merupakan salah satu wujud dukungan terhadap konservasi mangrove di wilayah pesisir untuk mengantisipasi dampak abrasi berdasarkan pengalaman bencana tsunami yang pernah melanda Aceh pada tahun 2004 lalu.
Director and Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Muhammad Buldansyah mengatakan, isu perubahan iklim menjadi perhatian global karena dampaknya yang signifikan di seluruh dunia.
Program Digitalisasi Konservasi Mangrove menjadi wujud tanggung jawab sosial Indosat di bawah pilar lingkungan melalui edukasi tentang pentingnya keberadaan mangrove dalam keberlanjutan ekosistem lingkungan.
“Program ini berkolaborasi dengan sivitas akademika dari Universitas Syiah Kuala Aceh ini mendorong program penelitian dengan tujuan memperkuat peran teknologi dalam pelestarian lingkungan ini. Langkah ini sejalan dengan transformasi Indosat dari perusahaan telekomunikasi (TelCo) ke perusahaan teknologi (TechCo),” katanya via keterangan tertulis yang diterima Radarsumbar.com, Rabu (24/4/2024).
Konservasi mangrove, katanya, merupakan kebutuhan global di banyak komunitas pesisir. Kerjasama Indosat dengan USK di Aceh dalam bentuk kemitraan berbasis penelitian merupakan langkah nyata mengatasi isu perubahan iklim lewat pemanfaatan teknologi digital.
“Solusi Internet of Things (IoT) yang diperkenalkan Indosat kepada peneliti dari USK akan diterapkan di lokasi penanaman mangrove di wilayah Lampulo serta lokasi tambak di wilayah Lamno, Aceh. Kerjasama ini diharapkan dapat mendukung penelitian untuk menjaga ekosistem mangrove dalam jangka panjang,” katanya.