Guru yang terpercaya akan bisa memberikan kita arahan dan bimbingan yang lebih detail dan menyeluruh tentang tata cara shalat. Guru juga akan bisa memberikan kita nasihat dan motivasi agar kita bisa istikamah dalam menjalankan shalat.
Lebih jauh lagi, jika ingin belajar shalat dengan benar, maka yang terbaik adalah dengan ber-talaqqi dari seorang guru yang terpercaya. Sebagaimana Sayyiduna Musa berpergian jauh untuk talaqqi keilmuwan kepada Nabi Khidir.
Pun sebagaimana berjalan jauh [perjalanan satu bulan], sahabat Jabir bin Abbdullah untuk bertemu dengan Abdullah bin Anis, hanya untuk mengajarinya satu hadits saja.
Hal ini sebagaimana dijelaskan juga dalam kitab Manhalul Wurrad min Faidlil Imdad bi Syarhi Abyatil Quthbi Abdillah bin Alawi Alhaddad, halaman 102 yang ditulis oleh Habib Ahmad bin Abi Bakar bin Sumaith Al Hadrami, bahwa seyogianya ilmu-ilmu agama diambil dari seorang guru yang sempurna penelahaannya.
Pasalnya, jika belajar tanpa guru, maka akan sedikit hasilnya. Habib Ahmad berkata;
فقد افهم تعبير الناظم نفع الله به بقوله و خذ من علوم الدين الخ أن الاخذ من شيخ له تمام الاطلاع مما يتعين على طالب العلم و اما مجرد المطالعة بغير شيخ اتكالا على الفهم فقليلة الجدوى اذ لابد ان تغرض عليه مشكلات لا تتضح له الا ان حلها شيخ.
Artinya; “Sesungguhnya telah memberi paham oleh keterangan penyair bahwa “Ambillah ilmu agama dari seorang guru yang memiliki pengetahuan luas”. Hal ini karena seorang guru yang memiliki pengetahuan luas akan dapat menjelaskan ilmu agama dengan baik dan benar. Ia akan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penuntut ilmu dengan memuaskan. Selain itu, seorang guru juga akan dapat membimbing penuntut ilmu dalam memahami ilmu agama secara mendalam.”
Sementara itu, membaca buku [muthalaah] tanpa bimbingan guru, dengan mengandalkan pemahaman sendiri, tidaklah banyak manfaatnya. Hal ini karena penuntut ilmu akan menemui banyak masalah yang tidak dapat ia pecahkan sendiri.
Masalah-masalah tersebut dapat berupa masalah pemahaman, masalah penerapan, atau masalah lain yang terkait dengan ilmu agama. Seorang guru yang memiliki pengetahuan luas akan dapat membantu penuntut ilmu dalam memecahkan masalah-masalah tersebut.
Demikian juga Ibnu Khaldun dalam al-Muqaddimah, halaman 348 menyatakan bahwa pertemuan langsung dengan guru adalah suatu hal yang penting dalam proses pengajaran. (ilmu) yang diperoleh melalui cara kedua, yaitu pertemuan langsung dengan guru, lebih melekat dan menancap.
Hal ini dikarenakan pertemuan langsung dengan guru memungkinkan terjadinya interaksi yang lebih intensif antara guru dan murid yang dapat membantu murid memahami pengetahuan dengan baik dan benar.
ولقاء المشيخة مزيد كمال في التعليم والسبب في ذلك أن البشر يأخذون معارفهم وأخلاقهم وما ينتحلونه به من المذاهب والفضائل: تارة علماً وتعليماً وإلقاءً، وتارة محاكاة وتلقيناً بالمباشرة. إلا أن حصول الملكات عن المباشرة والتلقين أشد استحكاماً وأقوى رسوخاً
Artinya; “Pertemuan dengan ulama [guru] merupakan penyempurnaan dalam pendidikan. Hal ini karena manusia memperoleh pengetahuan, akhlak, dan ajaran serta keutamaan yang mereka yakini: terkadang dengan belajar, mengajar, dan menyampaikan, dan terkadang dengan meniru dan menerima secara langsung. Namun, perolehan sifat-sifat melalui pengalaman langsung dan pengajaran lebih kokoh dan lebih kuat.” (rdr/nu)