PADANG, RADARSUMBAR.COM – Semen Padang FC (SPFC) sepertinya memang harus banyak bersabar usai Liga 2 tahun ini. Sudahlah permasalahan flare di laga final, ditambah belum ada kepastiannya terkait homebase yang bakal mereka gunakan untuk mengarungi Liga 1 nanti.
Manajer Semen Padang FC, Win Bernadino kepada Radarsumbar, Kamis (14/3/2024) mengatakan, saat ini tim Kabau Sirah memang ditempatkan dalam kondisi sulit. Salah satunya adalah masalah stadion yang nanti jadi kandang.
“Sepertinya kemungkinan besar di putaran 1 Liga 1 nanti kita main di luar home base kalau renovasi Stadion GOR Haji Agus Salim Padang belum selesai.”
“Saat ini rencana akan ada pertemuan dengan Pemprov terkait hak kelola GHAS, mudah-mudahan dapat titik temunya,” kata Win.
Dia menyebut, manajemen tim masih mengusahakan agar tim kebanggaan masyarakat Sumbar ini masih bisa bermain di Sumatera Barat (Sumbar), dan sebaiknya di Kota Padang.
“Makanya, nanti pembicaraan kita dengan Pemprov Sumbar ini semoga dapat jalan yang baik. Jadi, tim kita bisa tetap bermain di Padang atau minimal di Padang Pariaman karena ada Stadion Utama Sumbar ya disana,” jelas Win.
Namun, ada opsi lain yang sedang dipikirkan oleh tim Kabau Sirah terkait kandang jika nanti tidak tercapai kata sepakat. Ada tiga daerah yang menjadi alternatif untuk menjadi homebase yakni, Pekanbaru, Jakarta dan Bekasi.
“Sekarang ada tiga stadion alternatif yakni, Stadion Utama Riau, Stadion Madya Jakarta dan Stadion Patriot Chandrabhaga Bekasi. Tapi, kita berharap tetap bisa bermain di Sumbar, terutama Padang. Karena basis kita disini,” ujar Win.
Semen Padang FC sendiri berhak promosi ke Liga 1 musim depan setelah menjadi runner up usai dikalahkan 3-0 (agg 6-0) saat berlaga di Stadion GOR Haji Agus Salim Padang akhir bulan lalu.
Meski begitu, kondisi stadion yang selesai dibangun pada tahun 1985 itu saat ini sangat memprihatinkan. Sebut saja, sejumlah kursi untuk penonton sudah banyak yang rusak, belum lagi cat yang ada di sekitar stadion sudah banyak yang terkelupas.
Selain itu, kamar mandi dan ruang ganti untuk pemain yang belum standar PSSI. Belum lagi dengan tidak adanya musala untuk para penonton di dalam stadion. Begitu juga dengan tempat pressroom yang alakadar dan juga berbau. (rdr)