“Saya pun harus memutar otak dan mencari pemain yang siap. Untungnya Ihwan bisa menjadi pelapis yang baik untuk Kenneth. Dia tampil bagus dan melebihi perkiraan saya,” kata Delfiadri.
Terakhir, masalah yang terberat itu ya saat laga final, baik itu ketika bermain di Biak ataupun di Padang. Kenneth dan Kim malah tak bisa dibawa sama sekali, ditambah lagi Roken.
“Kita kurang latihan, datang ke stadion hanya melihat-lihat, besoknya main di lapangan yang sama-sama kita lihat kondisinya,” papar Delfiadri.
“Kemudian pulang ke Padang, dengan kondisi yang lebih parah. Tim PSBS Biak lebih dulu sampai daripada kita Padang. Saat mendarat pada Kamis itu, pesawat mutar tiga kali, lalu kembali ke Jakarta.”
“Di Jakarta, para pemain dan tim pelatih terpaksa tidur di bandara untuk mengejar pesawat pagi. Hingga ada pemain yang bilang, ingin pulang saja dengan dana pribadinya.”
“Akhirnya kita sampai di Padang, besoknya langsung main. Tapi, mau gimana, itu kondisinya,” tutup Delfiadri. (rdr)