Menurut Suhatman, saat itu memang masa keemasan Semen Padang FC, dengan komposisi pemain yang tidak bertabur bintang dan bukan tim kaya. Namun, Semen Padang FC mengandalkan pemain-pemain seadanya. Suhatman pun mengungkapkan rahasia Semen Padang FC sukses di era tersebut.
“Memang semua harus mendukung untuk bisa lolos ke AFC saat itu, tapi salah satu rahasianya adalah kebersamaan, persaudaran dalam tim,” katanya.
Semen Padang yang saat itu diperkuat Edward Junior Wilson, Vendry Mofu, Muhammad Nur Iskandar, Hendra Adi Bayauw dan Titus Bonai tampil sangat perkasa di fase grup. Melaju ke babak 16 besar, Semen Padang dihadang tim Vietnam, Da Nang.
Namun Da Nang tak mampu menghentikan Semen Padang yang menang 2-1 berkat gol Edward Junior Wilson dan Vendry Mofu. Sayang, cerita Semen Padang berakhir dengan cara yang sama seperti Arema FC.
Semen Padang tersingkir di babak perempat final AFC Cup 2013 usai kalah agregat 1-2 dari East Bengal (India). Kalah 0-1 di leg pertama, Semen Padang ditahan imbang 1-1 saat bermain di Stadion Haji Agus Salim, Padang.
Arema FC
Pada AFC Cup 2012, Arema FC tampil sangat meyakinkan. Diperkuat Roman Camelo, Putut Waringin Jati, Talaohu Abdul Musafri, hingga Ahmad Amiruddin, Arema FC mampu lolos dari fase grup yang dihuni Kelantan (Malaysia), Navibank Sai Gon (Vietnam) dan Ayeyawady United (Myanmar).
Sebenarnya, poin Arema FC (7) sama dengan Sai Gon dan Ayeyawady. Namun dikarenakan Arema FC menang head to head dengan kedua tim tersebut, membuat Singo Edan pun berhak lolos ke babak 16 besar.
Namun karena berstatus sebagai runner up grup, Arema FC harus bertanding tandang ke markas klub Hong Kong, Kitchee. Heroiknya, Arema FC ternyata mampu mengalahkan sang tuan rumah berkat brace Putut Waringin Jati sehingga berhak lolos ke 8 besar.
Sayangnya, langkah Arema FC harus terhenti di perempat final setelah kalah agregat 0-4 dari tim Arab Saudi, Al-Ettifaq. Meski begitu, mencapai babak perempat final merupakan langkah terjauh tim Indonesia di AFC Cup saat itu.
Persipura Jayapura
Sebelum Arema dan Semen Padang bertahan hingga 8 besar AFC Cup, ternyata Persipura sudah melakukannya lebih dulu pada 2011. Namun kisah heroik Persipura sesungguhnya terukir pada AFC Cup 2014.
Bersaing dengan Churchill Brothers, Home United (Singapura) dan New Radiant (Maladewa), Persipura keluar sebagai juara grup. Persipura saat itu dimotori Boaz Solossa, Boakay Eddie Foday, Yustinus Pae, Ian Kabes, Titus Bonai, Lim Joon-sik, Gerard Pangkali, hingga Robertino Pugliara.
Persipura awalnya tak diunggulkan, sama seperti tim Indonesia sebelumnya. Tapi, semua mata tiba-tiba tertuju pada Persipura saat sukses bantai tim Myanmar, Yangon United dengan skor 9-2, Boakay Eddie Foday dalam laga itu cetak 5 gol.
Masuk ke 8 besar, Persipura dihadang oleh juara bertahan, Al-Kuwait (Kuwait). Bertanding di Kuwait City, Persipura harus menyerah 2-3. Tapi begitu main di Stadion Mandala, Persipura bak kerasukan setan.
Juara bertahan AFC Cup itu dibantai Persipura dengan skor 1-6. Hattrick Robertino Pugliara, 1 gol masing-masing dari Boaz, Titus Bonai dan Yohanes Pahabol membuat Persipura jadi tim Indonesia tersukses di AFC Cup karena melaju ke semifinal.
Tak hanya itu, Persipura juga dengan gagah mampu bantai juara bertahan AFC Cup. Sayang, perjalanan Persipura terhenti di semifinal usai kalah agregat 2-10 dari Al-Qadsia (tim Kuwait yang merupakan finalis edisi sebelumnya). (dari berbagai sumber)