PADANG, RADARSUMBAR.COM – Indonesia sering mencatatkan klub-klubnya untuk berlaga di Piala AFC. Namun, dalam catatan sejarah sepakbola, ada tiga tim Indonesia disebut sukses pada ajang tersebut, salah satunya pernah mendapat julukan Barcelona ASEAN.
Sepanjang keikutsertaan tim Indonesia di AFC Cup, memang belum pernah ada yang menjadi juara. Bahkan sampai final pun belum ada.
Tapi sejak 2009, ada tiga tim Indonesia yang mencapai 8 besar terjauh di AFC Cup yakni, Arema FC (Perempatfinal) tahun 2012, Semen Padang FC (Perempatfinal) tahun 2013 dan Persipura (Semifinal) tahun 2014.
Dalam hitungan jam, PSM Makassar dan Bali United juga akan bertarung di AFC Cup 2022. Harapannya, dua klub ini bisa melaju sejauh mungkin seperti tiga tim sebelumnya yang bisa dibilang sukses.
Dari berbagai sumber, Radarsumbar.com pun mencoba mengulik perjalanan ketiga tim tersebut. Berikut penjabarannya;
Semen Padang FC
Semen Padang FC pernah merasakan masa jaya, salah satunya saat juara IPL 2012 dan tampil di Piala AFC 2013. Namun, perjuangan Semen Padang FC berakhir dalam babak delapan besar Piala AFC 2013 setelah takluk dari wakil India.
Menariknya, pada babak 16 besar Piala AFC 2013, Semen Padang FC dijuluki Barcelona ASEAN oleh media massa. Tapi, Semen Padang FC saat ini sedang terjerembab di Liga 2 2020 dan sedang berusaha untuk kembali ke kasta tertinggi Liga Indonesia.
Fakta ini terkuak dari mantan pelatih Semen Padang FC, Suhatman beberapa waktu lalu kepada sejumlah wartawan. “Awalnya sebelum ke AFC Cup, kami berjuang di Indonesian Premier League 2012. Saat itu, pelatih Nilmaizar belum habis putaran pertama dipanggil timnas,” kata Suhatman.
“Saya sebagai penasehat teknik menggantikan dia. Singkat cerita kami menjadi juara IPL 2012 saat itu dan diutus ke AFC Cup 2013,” katanya.
Karena tidak memiliki lisensi pelatih A AFC untuk mendampingi tim di AFC Cup, Suhatman mengajak Jafri Sastra menjadi asisten pelatih karena sudah punyai lisensi.
“Tapi program latihan dan pemain tetap dibawah komando saya. Itulah kronologi awal kami masuk dalam ajang AFC Cup 2013,” Suhatman menjelaskan.
Berjuang di Piala AFC, Semen Padang FC satu grup dengan Kitchee (Hongkong), Churchill Brothers (India) dan Warriors (Singapura). Semen Padang FC berhasil menjadi juara grup dengan total 16 poin, sementara Kitchee di menjadi runner-up dengan koleksi 12 poin.
Lalu Semen Padang FC melesat ke babak perempat final, namun sayang Semen Padang kalah 0-1 saat tandang dan ditahan 1-1 di kandang East Bengal (India). Suhatman mengklaim, prestasi masuk delapan besar AFC Cup 2013 menjadi hasil terbaik di AFC dibanding tim lain di Indonesia.
“Ada sesuatu yang menarik saat kami menang melawan tuan rumah Kitchee di Hongkong pada 16 besar. Kami menang 2-0. Kitchee itu, saat pertandingan persahabatan melawan Arsenal skor mereka imbang 2-2, tapi di AFC Cup kami bisa kalahkan Kitchee di kandangnya,” ia menceritakan.
Setelah pertandingan tersebut, tak dinyana, ada koran di Hongkong yang menyebut gaya permainan Semen Padang FC sebagai Barcelona-nya Asia Tenggara. “Sampai-sampai wartawan di sana (Hongkong) menyebut Semen Padang FC di koran sebagai Barcelona-nya Asia tenggara karena gaya permainan kami,” ujar Suhatman.