5. Persebaya Surabaya (1927)
Persebaya Surabaya lahir pada tahun 1927 dengan nama Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB). Sebelum berganti nama menjadi Persebaya, klub ini sempat mengganti nama mereka menjadi Persebaja pada 1943.
Klub ini kembali ke kasta tertinggi sepakbola indonesia musim ini telah menunjukan performa baik di musim 2018/2019, dan mampu bertengger di posisi sepuluh besar Liga 1 Gojek ketika itu dan bertahan hingga saat ini.
6. PSIS Semarang (1928)
Klub yang memiliki julukan Mahesa Jenar ini lahir pada 1928 dengan nama Tots On Doel (TOD). PSIS Semarang yang kini bermain di Liga 1 Indonesia sempat tersandung skandal besar dalam sepak bola, Calciopoli pada tahun 2014 yang mencoreng nama klub dan juga sepakbola Indonesia.
7. Persija Jakarta (1928)
Persija mungkin adalah klub yang paling banyak diketahui masyarakat Indonesia saat ini, karena rivalitas mereka dengan Persib Bandung yang sangat fenomenal. Bukan hanya klubnya saja, suporter mereka yang bernama The Jak pun namanya terdengar di mana-mana.
Klub dengan julukan Macan Kemayoran ini pun melahirkan legenda sepakbola Indonesia, yaitu Bambang Pamungkas. Persija sendiri dianggap salah satu klub di Asia Tenggara yang memiliki fans fanatik.
8. PSBI Blitar (1928)
PSBI Blitar memiliki latar belakang yang menarik, lantaran klub asal blitar ini merupakan kesatuan sepakbola Indonesia sebelum terbentuknya PSSI. Klub dengan julukan Singo Lodro ini kini bermain di kasta ketiga sepak bola Indonesia.
9. PSP Padang (1928)
Menyebut nama PSP Padang (Persatuan Sepakbola Padang) mengingat sejarah panjang persepakbolaan tanah air. Sebab, PSP Padang memang bukan tim kemarin sore, Pandeka Minang (julukan PSP) terlahir lebih dulu dari republik ini, pada tahun 1928.
Tahun 1928, dengan nama Sport Vereniging Minang (SVM) yang diketuai oleh Dr. Hakim dalam ini bernaung organisasi sepakbola Padang yang dikenal engan Ilans Padang Electal (IPE), yang menjadi cikal bakal lahirnya PSP Padang.
Masih pada tahun 1980-an, persisnya pada era kepemimpinan Syahrul Ujud (Wali Kota Padang waktu itu), kali pertama PSP masuk ke Divisi Utama. Pada tahun itu pula berdiri stadion yang diberi nama Stadion Agus Salim yang merupakan bekas arena Pacuan Kuda Rimbo Kaluang.
PSP diarsiteki oleh Jenniwardin (1986-1987). Sayangnya, PSP tak mampu mengimbangi tim-tim perserikatan lainnya. Alhasil, tim PSP yang bermaterikan permain seperti: Dahlan, Mai, Aldi Hendra Susila dan Delfi Adri menemui nasib tragis, terlempar ke Divisi I ketika itu.
Saat ini, PSP Padang berlaga di Liga 3 Indonesia dan kalah pamor dengan tim satu kampungnya yang dimiliki oleh perusahaan semen terbesar yakni, Semen Padang FC. Bahkan, Semen Padang FC ini pernah menjadi juara Liga Primer Indonesia musim 2011-2012 dan Divisi 1 Galatama tahun 1982-1983.
10. PSIM Yogyakarta (1929)
Klub sepak bola dengan julukan Laskar Mataram ini lahir pada 1929. Ketika itu PSIM Yogyakarta masih bernama Persatuan Sepakraga Mataram (PSM). Kemudian pada 1930 berganti nama menjadi Persatuan Sepak Bola Indonesia Mataram (PSIM).
Bergantinya nama ini merupakan tuntutan pergerakan bangsa untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. PSIM Yogyakarta menjadi salah satu konsestan di Liga 2 Indonesia. (rdr)