Menyimak hasil pertemuan Andre Rosiade Anggota DPR RI Komisi VI dengan Direktur Utama Pertamina dalam hal Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM), diusulkan untuk dihapus, Pajero & Fortuner
Sam Salam – Pemerhati Pemerintah
Kami dari komunitas Pajero perlu memberikan pendapat yang dianggap tak layak menerima subsidi BBM Biosolar. Usulan yang disampaikan kepada Pertamina untuk menghapus subsidi BBM untuk kendaraan Pajero cukup masuk akal.
Karena pemilik mobil pajero dianggap kendaraan pribadi yang harganya cukup tinggi, sanggup dibeli oleh masyarakat yang ekonominya lebih baik.
Setidak-tidaknya kami dari pemakai mobil Pajero tersanjung, bersyukur bahwa kami komunitas“berkelas”, namun perlu juga diperhatikan bahwa bukan semua pemilik pajero adalah orang yang mampu,
Karena mobil second Pajero juga harganya bisa sama dengan mobil murah lainnya. Perlu dibuat klasifikasinya oleh Pertamina, kalau dipandang dalam segi “berkelas”
Objectively, memang pemberian subsidi BBM kepada yang tidak layak menerimanya harus dihapus, sebaiknya semua yang berbentuk subsidi harus dihapus, namun dengan cara “gradually” (mengurangi subsidi “pelan-pelan”) sampai pada saat tertentu “subsidi berakhir”.
Tak logis juga pendapatan pemerintah berasal dari pajak dari multi-lapisan selanjutnya untuk diberikan disubsidi kepada yang tak layak menerimanya. Sampai kapan ?
Usulan Anggota DPR RI Komisi VI Andre Rosiade menurut kami adalah untuk menghapus “Spoil-Policy”; memanjakan orang yang tak pantas dimanjakan dengan memberi subsidi. Masuk akal.
Namun perlu juga diusulkan permasalahan “kelangkaan” BBM Biosolar diberbagai daerah di Pulau Sumatera. Touring dari Padang ke Jakarta, hampir semua SPBU disepanjang perjalanan tertulis “BBM belum Masuk’.
Kalau BBM Biosolar ada tersedia di SPBU harus mengikuti “antrian” berjam-jam, akhirnya kami terpaksa membelil Dexlite yang harganya 2-1/2 kali BBM Biosolar Subsidi. “Ka baa juo lai” (tidak ada jalan lain). Keputusan harus diambil “mau nunggu atau bayar mahal” ?.
Hal kelangkaan Solar ini diharapkan menjadi perhatian pihak Pertamina, karena memperlambat arus barang – memperlambat pertumbuhan ekonomi kami.
Eventually, BBM Murah “memanaskan mobil agak lama”. Kalau mahal BBM-nya, perlu dikaji ulang “touring kemana ?”
Selanjutnya disebutkan bahwa Pertashop yang akan memudahkan pendistribusian BBM ke masyarakat, banyak yang tidak jalan, sangat merugikan investor “ketek” (bisa jadi investasinya ngutang) dalam mendirikannya.
Perhatian Andre sebagai wakil rakyat terhadap ekonomi lemah sudah seharusnya menjadi perhatian Pertamina. Bisa jadi dahulunya “proposal” kebijakan Pertamina mendirikan Pertashop ini “ngawur”.
Apa boleh ya investor ketek teriak,: rugiiii ? (**)
Komentar