Pilihan Sumatera Barat untuk mengganti Sumber Enerji yang memakai batubara atau minyak dengan Solar Cell (Tenaga Surya) dengan infrastruktur instalasi yang sudah terpasang akan menjadi pilihan sebagai RAJA Enerji Tenaga Suria di Republik ini.
“Mereka punya minyak, kami punya danau”.
Investasi infra-struture PLTS membutuhkan tempat yang datar (flat); indonesia tidak punya gurun (flat) seperti di negara lain untuk membangun infra-struktur Solar Cell (tenaga surya). Sumatera Barat punya beberapa danau yang sanggup melayani investasi.
Pemerintah dibawah kepemimpinan Prabowo Subianto menuju investasi energi keterbarukan, agar Republik ini bebas dari “ancaman” NZE (Net Zero Emmision) pada tahun 2050 yang disepakati oleh 190-an negara di dunia, agar bumi ini bebas emisi; suhu udara agar tidak mencapai rata-rata 40 derjat di Republik ini.
Pemakaian batubara, minyak dan yang berkaitan dengan fosil dilarang sebagai penggerak. Enerji Solar Cell diakui dunia sebagai salah satu sumber enerji hijau (green energy); Sumber energi yang ramah lingkungan tidak terbatas dan tidak berdampak buruk terhadap eko-sistem.
Pengakuan dunia yang dirancang oleh para ahli, tak perlu diperdebatkan lagi. Memang masih perlu disosialisasikan kepada masyarakat, baik buruknya investasi ini.
Walau jelas akan ada pro dan kontra sebelum diberikan pemahaman yang transparan dan akuntabel kepada masyarakat. Pro dan Kontra akan menjadi hal “biasa”; mana ada “tarompa” kanan kedua-duanya.
“Polemik” keberatan masyarakat lokal atas berdirinya PLTS Singkarak, perlu diluruskan melalui sosialisasi yang terbuka dan dapat meyakinkan untuk kebaikan “future” (masa depan) Sumatera Barat.
Mungkinkah Sumatera Barat menjadi RAJA Green Energy di Republik ini. Logically, – “Yes” dan sangat memungkinkan. Kita harus bersyukur; mereka punya minyak kita punya danau. (**)
Komentar