“Inilah yang dihadapkan dari perguruan tinggi, perguruan tinggi hadir, menjadi mata air bagi masyarakat bukan menara gading tetapi untuk itu dibutuhkan dukungan semua pihak sehingga ke depan Universitas Andalas semakin relevan, semakin kontributif untuk bangsa,” katanya.
Sementara itu, Ketua MK, Suhartoyo mengatakan, ada catatan besar dalam menyongsong Indonesia emas atau 100 tahun setelah Indonesia merdeka di tahun 2045.
Ia sepakat dengan apa yang disampaikan Rektor Unand, namun harus ada perspektif bagaimana SDM unggul, demokrasi yang semakin matang, pemerintahan lebih baik, dan keadilan sosial.
Lebih lanjut ia mengatakan saat ini MK sedang menjadi sorotan publik. Sebagai pimpinan MK, Suhartoyo menuturkan sudah melakukan berbagai upaya dalam menyelesaikan masalah yang menurunkan kepercayaan publik.
“Kami membangun penguatan kelembagaan yang melibatkan semua stakeholder,” katanya.
Ia tidak segan meminta kementerian dan lembaga serta media untuk mengontrol MK dalam melakukan pembenahan agar kepercayaan publik kembali bisa diraih.
“MK kini berbeda dengan MK sebelumnya,” katanya.
Senada dengan itu, Ketua BPK RI, Isma Yatun menitikberatkan peran perguruan tinggi utk mencapai SDGs Indonesia Emas 2045.
Untuk mewujudkan cita-cita Indonesia emas tersebut dibutuhkan pembangunan yang berkelanjutan dan berkesinambungan.
Ia berbicara SDGs karena sebagai salah satu target yakni tujuan keempat pendidikan yang berkualitas disetiap tingkatan hingga tercipta life long learning adalah kunci untuk mencapai tujuan SDGs lainnya.
Baginya, ketika masyarakat mampu mendapatkan pendidikan yang berkualitas maka masyarakat bisa keluar dari lingkaran kemiskinan, menguranggi kesenjangan dan mencapai kesetaraan gender.
“Selain itu, juga menumbuhkan toleransi antar manusia, dan melindungi bumi sekaligus memberdayakan masyarakat menjalani kehidupan yang lebih sehat dan berkelanjutan,” tuturnya. (rdr)