Sedangkan kolom sebelah kanan berisi teks hasil perbaikan atau sunting otomatis. Selain itu terdapat fasilitas lain di menu “Ruang Kerja” yaitu “Bersihkan Lembar Kerja” dengan shortcut Ctrl+Delete dan “Buka Hasil Analisis Teks” dengan shortcut Ctrl+/.
Apabila ditampilkan hasil analisis, maka muncul kotak merah di bagian bawah yang menunjukkan penjelasan kesalahan ejaan dan penulisan.
Sipebi tak hanya mampu untuk mendeteksi salah ketik (typo), kata yang tidak baku, dan kesalahan-kesalahan kecil lainnya.
Tercatat ada 15 jenis kesalahan yang mampu diendus Sipebi untuk segera dilakukan perbaikan otomatis yang meliputi bentuk tidak baku dalam KBBI, kata ambigu dalam KBBI, bentuk tidak baku dalam Sipebi, kata ambigu dalam Sipebi, dan bentuk terikat serta bentuk terikat-mungkin.
Selain itu mampu mendeteksi kata hubung subordinatif, kata hubung intrakalimat, kata hubung intrakalimat-mungkin, kata hubung antarkalimat, huruf kapital pada awal kalimat, penggunaan kata hubung ke diikuti angka, penggunaan angka diakhiri imbuhan -an, singkatan kapital -ku, -mu, dan -nya serta titik pada penulisan waktu.
Sayangnya, Sipebi belum bisa digunakan untuk memeriksa naskah-naskah akademik seperti jurnal, skripsi, tesis, maupun disertasi.
Dalam perkembangannya, versi terbaru Sipebi mampu memeriksa 10.000 kesalahan penulisan yang dikategorikan ke dalam lebih dari 60 jenis kesalahan morfologi (perubahan bentuk kata) yang kemudian akan secara otomatis diperbaiki oleh Sipebi.
Semoga Sipebi dapat membantu penulis-penulis pemula dalam mengoreksi naskah tulisan apakah sudah sesuai dengan kaidah ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. (rdr/indonesia)
Komentar