“Kita berharap Kementerian Agama dan Dinas Kesehatan bisa bekerjasama untuk melakukan pemeriksaan kesehatan terutama HIV dan AIDS terhadap calon pengantin. Bukan berarti kita menghalangi pernikahan. Jika ada yang terkena kita bisa menanggulangi sejak dini,” imbuhnya.
Dikisahkan putra Kota Padang ini, JAPA terbentuk sejak 2019 lalu yang diawali pelatihan oleh LSM Rumah Cemara yang berpusat di Bandung Jawa Barat.
“Tahun 2018 rumah cemara merekrut orang untuk fasilitator penanganan advokasi HIV dan AIDS. Awalnya ada dua fasilitator Nasional, Eva Herawati Damanik dan Peni Mardian. Kini ada sekitar 13 lembaga yang ikut tergabung dalam JAPA ini,” ulasnya.
Hal ini disambut baik Kementerian Agama melalui Plh Kakanwil Kemenag Sumbar Ramza Husmen. “Ini gebrakan yang luar biasa dari anak muda Sumbar dalam mencegah dan menanggulangi HIV dan AIDS,” katanya. Ia menegaskan, terkait pencegahan HIV AIDS terhadap calon pengantin ini Kemenag Sumbar siap mendukung. Hal ini akan diperkuat dengan memberdayakan Penyuluh Agama Islam di KUA kecamatan.
“Dukungan ini akan kita perkuat dengan MoU antara Kanwil Kemenag Sumbar dengan JAPA. Karena HIV dan AIDS bisa mengancam masa depan generasi bangsa. Kita ingin siswa madrasah juga dibekali wawasan tentang dampak virus ini,” pungkas Ramza. (rdr)