Selanjutnya, yang ketiga, adanya pemerataan akses dan kesempatan. Dalam hal ini, pendidikan yang berkualitas harus dapat diakses oleh semua anak, tanpa melihat latar belakang sosial, agama, maupun geografis mereka. Pemerintah perlu banyak menyediakan beasiswa bagi generasi muda di Sumbar, agar mendapatkan kualitas pendidikan yang memadai.
“Keempat, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Pendidikan tidak boleh tertinggal dalam pemanfaatan teknologi. Penerapan teknologi dalam pembelajaran bisa dengan memberikan akses melalui platform online, aplikasi interaktif, dan pembelajaran jarak jauh,” ujarnya lagi.
Kelima, ditambahkan, perlu adanya partisipasi orangtua dan masyarakat. Keterlibatan orangtua dalam pendidikan anak-anak mereka adalah kunci penting. Program seperti pelatihan keterampilan parenting, kesadaran pelibatan orangtua dalam proses belajar, dan dukungan dalam menyediakan kebutuhan pendidikan anak perlu ditingkatkan.
Kemudian, keenam, perlu adanya sistem pengawasan dan penilaian yang berkualitas. Sistem pengawasan yang baik akan dapat mengidentifikasi masalah pada tingkat paling awal dan mencari solusi untuk perbaikan. Penilaian yang bertujuan, berdasarkan standar yang jelas, perlu dilakukan secara teratur untuk menyelaraskan pencapaian dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
Selanjutnya, pilar ketujuh, yaitu kolaborasi antarlembaga pendidikan, seperti sekolah, universitas, dan lembaga pendidikan lainnya, untuk berbagi pengetahuan, sumber daya, dan praktik terbaik. Ini wujudnya bisa jadi berupa program pertukaran guru dan siswa antarsekolah atau pengembangan program magang bagi guru.
“Terakhir, pilar kedelapan, adalah efektivitas alokasi pendanaan. Pendanaan yang sudah dikhususkan untuk program pendidikan harus dilaksanakan secara efektif dan efesien,” sebutnya.
Infrastruktur pendidikan dan pengadaan sumber daya pembelajaran yang memadai tidak akan dapat terwujud secara maksimal jika pengalokasian anggaran tidak dilakukan secara efektift.
“Saat ini, pemerintah perlu meningkatkan pengawasan dan pelaksanaan dana pendidikan secara berkelanjutan. Apalagi beberapa tahun kedepan, kita dihadapkan dengan bonus demografi. Kita harus fokus pada kulitas sumber daya manusia,” pungkasnya. (rdr)