Sekolahalam Gelar Iven Alek Minangkabau ke-10, Terbuka untuk Umum

Berdiri sejak 26 Juli 2005, awalnya fokus pada kelompok bermain dan tempat penitipan anak selama satu tahun.

Miya Maharani, Direktur Sekolahalam Minangkabau. (dok. istimewa)

Miya Maharani, Direktur Sekolahalam Minangkabau. (dok. istimewa)

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Sekolahalam Minangkabau di bawah naungan Yayasan Pelita Aksara awalnya merupakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan nama Pelita Aksara Child Care & Education, melayani anak-anak usia 0-6 tahun.

Berdiri sejak 26 Juli 2005, awalnya fokus pada kelompok bermain dan tempat penitipan anak selama satu tahun.

Pada tahun ajaran 2006/2007, Yayasan Pelita Aksara berkolaborasi dengan Yayasan Alam Semesta untuk mengembangkan sekolah ini menjadi model sekolah alam, dinamai Sekolahalam Minangkabau (SAM).

SAM dirintis pada 24 Februari 2006, dan ditanggal yang sama sedari 10 tahun silam diperingati sebagai iven Alek Minangkabau.

Kali ini, iven tersebut pun bertemakan Baralek Gadang. Hingga kini, SAM menyediakan pendidikan mulai dari PAUD Kelompok Bermain (PG), Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD).

“Sekolah Alam Minangkabau menerapkan konsep Sekolah Berbasis Alam, di mana alam menjadi ruang belajar, dan mendukung pendidikan inklusi berbasis nilai kearifan lokal,” ujar Miya Maharani, Direktur Sekolahalam Minangkabau.

Miya juga menyebutkan bahwa SAM berada di Jalan Ujung Pandang No. 11, Ulak Karang Selatan, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat.

Untuk diketahui, dalam waktu dekat, Sekolahalam Minangkabau akan menggelar program Alek Minangkabau yang ke-10.

“Alek Minangkabau adalah program andalan Sekolahalam Minangkabau, program yang menggantikan muatan lokal budaya alam Minangkabau,” kata Miya yang juga kini mencalon sebagai anggota legislatif DPRD Kota Padang Dapil 5 Padang Timur, Padang Selatan dari Partai NasDem.

Dikatakan Miya, program ini terbuka untuk semua, bukan hanya siswa, tetapi juga guru, orang tua, dan masyarakat sekitar yang dapat belajar tentang budaya Minangkabau.

“Metode ini adalah action learning, yakni siswa belajar langsung dari sumbernya dan juga melibatkan orang tua dan masyarakat.”

“Sehingga edukasi melingkup stakeholder terkait juga, contoh orang tua mau tak mau juga menggali bagaimana prosesi suatu ada di daerah asalnya,” tutup Miya. (rdr)

Exit mobile version