PADANG, RADARSUMBAR.COM– Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi beserta jajaran Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumbar meninjau harga komoditi pangan di Pasar Raya Padang pada Selasa (5/3/2024) pagi.
Setelah inspeksi mendadak (sidak) pasar dilakukan, Gubernur lalu memimpin High Level Meeting (HLM) TPID Sumbar yang dengan fokus bahasan Strategi Pengendalian Inflasi Menjelang Ramadan dan Idul Fitri 1445 Hijriah di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumbar.
“Hari ini kami sengaja menginspeksi pasar, untuk melihat dan mengetahui secara langsung ketersediaan bahan pangan serta bagaimana harganya. Ini sangat penting dilakukan untuk mendapatkan informasi yang riil, sehingga dapat memperkuat kita dalam mengambil dan menerapkan kebijakan untuk mengantisipasi inflasi dan lonjakan harga bahan pangan selama Ramadan dan Lebaran tahun ini,” katanya.
Dari peninjauan di Pasar Raya Padang, kata Gubernur, diketahui memang terjadi kenaikan harga sejumlah komoditi seperti beras dan cabai merah.
Namun, untuk ketersediaan barang, Gubernur memastikan sudah mencukupi untuk menyambut Ramadan serta momentum Lebaran sebulan setelahnya. Namun demikian, langkah strategis tetap disiapkan untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan.
“Seperti cabai, itu stoknya tersedia, dan sebagian ada yang di perjalanan. Ini tugas kita menjaga kelancaran arus barangnya. Begitu pun beras. Hanya mungkin minyak goreng yang agak menipis, sehingga kami akan berkomunikasi dengan produsen untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terkait minyak goreng ini,” katanya.
Gubernur mengatakan, sidak pasar dan HLM TPID Sumbar yang digelar pada hari bersamaan tersebut merupakan tindak lanjut atas arahan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) di Jakarta pada Senin 4 Maret 2024, yang membahas kesiapan daerah dalam menyambut Ramadan dan idul Fitri tahun ini.
“Sebagaimana pembahasan dalam rapat dengan Mendagri, tingkat inflasi Sumbar pada Februari 2024 ada di angka 3,23 year on year (yoy), dan itu berada di atas inflasi nasional yang tercatat 2,75 yoy. Sebagai langkah strategis untuk mengatasi lonjakan inflasi ini, terlebih akan menjelang Ramadan, kami memerlukan sinergitas yang dirumuskan melalui strategi 4K, yaitu, Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distibusi, dan Komunikasi yang Efektif,” katanya.
Strategi 4K tersebut, katanya, akan diaplikasikan melalui beberapa aksi. Pertama, penyelenggaraan operasi pasar murah secara efektif dan masif, terutama sekali di Kabupaten Pasaman Barat, Dharmasraya, Kota Padang, dan Bukittinggi sebagai empat daerah penyumbang inflasi tertinggi di Sumbar.
Kedua, penguatan fungsi pengawasan dan pelaksanaan sidak pasar secara berkala untuk mengamati pasokan dan harga.
Ketiga, penguatan kerja sama daerah dengan provinsi produsen serta mendorong kabupaten dan kota di Sumbar meningkatkan kerja sama antar daerah.
Keempat, memastikan kelancaran arus transportasi barang di jalur darat serta stabilitas harga tiket pesawat.
Kelima, penguatan koordinasi antarprovinsi dengan kabupaten dan kota terkait data luasan lahan pertanian terdampak bencana serta data kecukupan pangan.
Keenam, penguatan komunikasi efektif untuk menjaga ekspektasi inflasi oleh masyarakat.
“Jabaran dari strategi 4K ini yang harus kami lakukan ke depan secara bersama-sama. Mudah-mudahan, kita dapat menjalani Ramadan dan Lebaran dalam suasana yang aman, nyaman, dan kondusif, dan tidak terganggu oleh hal-hal seperti lonjakan harga dan kelangkaan bahan pangan,” katanya.
Dalam pertemuan yang dihadiri para Kepala Daerah Kabupaten dan Kota se-Sumbar serta jajaran OPD di lingkup Pemprov Sumbar tersebut, juga ikut memberikan paparan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar, Kakanwil Bulog Sumbar, serta Kakanwil BI Provisi Sumbar.
Usai HLM TPID, Gubernur Mahyeldi beserta TPID Sumbar juga meninjau stok beras di Gudang Bulog Sumbar Sumbar, di mana untuk saat ini, tercatat jumlah stok operasional beras di seluruh gudang pelayanan Bulog di Sumbar berjumlah 17.197 ton. (rdr)