Salah satu keunggulan produk pupuk batu bara yang diproduksi oleh Saputra, sambungnya, adalah kemampuan mengembalikan 26 nutrisi ke dalam tanah. Sehingga, produk pertanian yang dihasilkan memiliki kualitas baik dengan waktu panen yang relatif lebih cepat.
“Terlebih, seperti yang diketahui, Nigeria itu daerah critical mineral, sehingga kaya akan sumber daya alam, termasuk batubara. Namun karena keterbatasan teknologi, makanya mereka datang ke Indonesia untuk belajar cara pengolahan pupuk berbasis batubara,” katanya.
Sebelumnya, utusan Zimbabwe sudah pernah ke Indonesia untuk membeli teknologi mesin pupuk batubara dan mengikuti pelatihan tersebut.
Kemudian nantinya, beberapa negara di Benuat Afrika lainnya juga akan menyusul Nigeria untuk belajar pembuatan pupuk berbasis batubara tersebut. “Kami sudah mempromosikan keunggulan pupuk batubara ini ke 14 negara di Afrika,” ulasnya.
Sementara itu, Raden Umar Hasan Saputra dari The Investor of Coal Fertilizer (Investor Pupuk Batubara) dalam kesempatan itu menyebutkan, pelatihan ini bertujuan untuk melakukan transfer teknologi.
“Kami menjual pupuk batu bara ini hanya sementara. Sebab kami ingin secepatnya kondisi tanah di dunia ini segera membaik. Salah satunya dengan menggunakan pupuk dari batu bara. Tentunya dengan membangun pabrik pupuk batu bara di setiap negara, dibutuhkan teknologi, oleh karena itu butuh pelatihan dalam pembuatan pabrik tersebut,” katanya.
Selanjutnya, Saputra menjelaskan perbedaan pupuk futura dengan pupuk biasa antara lain, memiliki kandungan unsur hara sangat lengkap, termasuk asam humat 20,33 persen, sehingga hasil panen sangat lengkap nutrisinya.
Kemudian, pupuk futura memiliki asam humat yang sangat tinggi untuk memperbaiki kesuburan dan struktur tanah, meningkatkan efisiensi dan efektivitas serapan pupuk, sehingga meningkatkan produksi.
“Selain itu, pupuk futura dapat menyempurnakan kualitas hasil panen dan lebih tahan terhadap hama dan penyakit, serta menghemat biaya pemupukan karena harga lebih terjangkau, dan sangat cocok untuk semua jenis tanaman. Bahkan hasil panen lebih baik untuk kesehatan,” tuturnya. (rdr)