PADANG, RADARSUMBAR.COM – Sekretaris Utama (Sestama) Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Komjen Ridwan Zulkarnain Panca Putra Simanjuntak mengatakan, Sumatera Barat (Sumbar) merupakan bagian terpenting dalam perkembangan sejarah Indonesia.
Hal tersebut ia sampaikan dalam kegiatan Dialog Kebangsaan dengan tema ‘Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Dalam Rangka Menyongsong Indonesia Emas 2045‘ yang dilaksanakan di salah satu hotel berbintang Kota Padang, Rabu (3/7/2024) pagi.
“Kegiatan ini dalam bentuk dialog untuk merefleksikan semangat kebangsaan itu, dengan berdasarkan empat konsesus dasar bangsa Indonesia, UUD 45, Pancasila, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Itu harus kita jaga. Sumbar menjadi salah satu provinsi yang menjadi lokasi pelaksanaan kegiatan ini. Sumbar tak bisa terlepas dari perkembangan sejarah Indonesia dengan filosofi Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK), itu menunjukkan semangat nilai kerukunan yag diwarnai adat istiadat kuat, sudah berlangsung sejak lama. Sumbar telah mengikrarkan sebagai bagian dari Indonesia sejak dahulu,” kata Komjen Panca.
Eks Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumatera Utara (Sumut) itu mengatakan, Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia yang pertama, Bung Hatta merupakan Wapres pertama dan tokoh asal Sumbar yang menjadi figur seluruh rakyat Indonesia dalam membangun demokrasi.
![Dialog wawasan kebangsaan Lemhannas di Kota Padang pada Rabu (3/7/2024). (Foto: Dok. Penrem)](https://radarsumbar.com/wp-content/uploads/2024/07/Gambar-WhatsApp-2024-07-03-pukul-18.14.19_1433287c-scaled.jpg)
“Beliau mendorong untuk dilaksanakannya Pemilihan Umum (Pemilu) untuk pertama kalinya pada tahun 1955. Ini menjadi semangat yang harus terus kita pelihara dan dorong. Kami berharap dialog kebangsaan ini, teman-teman ini terus menularkan kepada anak muda, bukan hanya pintar tapi memiliki karakter yang kuat.” kata pria berdarah Batak tersebut.
Ke depan, kata kompatriot eks Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Padang, Kombes Wisnu Andayana itu, perkembangan dunia dan geopolitik sangat dipengaruhi dengan kemajuan teknologi yang bisa berdampak ke arah positif ataupun negatif. Hal negatif diharapkan tidak meruntukan satu kesatuan bangsa Indonesia.
“Kami sudah melakukan kajian, melihat geopolitik dunia, salah satu yang kami dorong adalah perlunya geocybernetic, sebagai bentuk kesiapan menghadapi perkembangan siber yang akan datang, tentu ketahanan nasional di bidang cybernetic itu harus kuat. Kebijakan pemerintah harus didasarkan kepada pendekatan ketahanan nasional agar tak mudah diserang oleh orang (pihak asing), kita harus siap-siap menggunakan sarana kemajuan teknologi untuk kemajuan bangsa dan negara, itu alasan kita menggagas geocybernetic,” tutur jebolan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1990 tersebut. (rdr)