Hari Ketiga Alek Teater 8 Tampilkan Teater Ranah, Balai dan Langkah

Sebanyak 12 komunitas teater direncanakan tampil. Adapun komunitas teater yang tampil merupakan kelanjutan dari workshop teater yang digelar pada April 2024.

Penampilan peserta Alek Teater 8 di hari ketiga. (dok. istimewa)

Penampilan peserta Alek Teater 8 di hari ketiga. (dok. istimewa)

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Festival Teater Sumbar atau Alek Teater 8 hari ketiga, Jumat (8/11/2024) menampilkan tiga komunitas teater.

Komunitas Seni Budaya Ranah Minang Sijunjung membuka penampilan perdana pukul 16.00 WIB di Gedung Kebudayaan Lantai 4.

Ranah memainkan naskah berjudul Ayahku Datuk dengan sutrdara Zulkani Alfian. Pamerannya antara lain Farid Andika, Nabila Syahcita Ramadhani, Farah, Kahirunisa Novi, dan Salsabila Nadiva.

Penampilan Ayahku Datuk dibuka dengan tari piring. Selain piring, dalam tarian ini improvisasi dilakukan dengan menggunakan properti tangga, yang nantinya tangga ini disisipkan sebagai simbol, “Bajanjang naik batanggo turun.”

Ayahku Datuk merupakan cerita tentang orang-orang pendatang yang kurang dianggap dalam adat. Diibaratkan dalam adat dengan “kuning karena kunyit.”

Ayahku Datuk juga kritik terhadap datuk itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Datuk–dalam konteks kekuasaan– diperebutkan karena nilai kuasanya. Di sisi lain, peran itu tak dijalankan maksimal untuk mengayomi anak kemenakan.

Pada akhirnya, Datuk terjebak dalam labirin dan mereka tak bisa keluar dari labirin tersebut.

Malamnya, Komunitas Balai memainkan naskah berjudul, “Realitas Kelas Kosong dan Pelajaran Metafora” sutradara Abdul Haris Lubis. Pamerannya antara lain Khalinda Wahdini dan Rifki Lutfi Ananda.

Komunitas Balai menampilkan simbol-simbol di dalam penampilannya. Simbol tersebut sebagai upaya untuk mencari tahu pertanyaan-pertanyaan yang bersarang di kepala. Penonton bahkan dilibatkan dalam upaya pencarian ini.

Komunitas Langkah tampil terakhir dengan membawakan naskah berjudul “Orang-orang Setia” dengan sutradara Muhammad Fadli.

Orang-orang Setia bercerita tentang Sarmin, seorang guru honorer dan Rahman, si penjaga mayat.

Dua pria uzur itu sudah bekerja keras dalam hidupnya, namun tak dipandang oleh negara. Mereka tak pernah mendapatkan penghargaan dan apresiasi.

Orang-orang setia, seperti judul naskah, merupakan potret kesetiaan. Barangkali tidak hanya terhadap profesi, tp juga ajaran kesetiaan dalam kehidupan.

Seperti diberitakan, UPTD Taman Budaya Sumbar menggelar Festival Teater atau Alek Teater 8 dengan tema Merespon Ruang Bebas selama empat hari, Jumat-Sabtu (1-2 November) dan Jumat-Sabtu (8-9 November).

Sebanyak 12 komunitas teater direncanakan tampil. Adapun komunitas teater yang tampil merupakan kelanjutan dari workshop teater yang digelar pada April 2024. (rdr)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version