“Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya Pemprov Sumbar untuk memantau stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok selama bulan Ramadan,” katanya.
Temuan uang palsu di Pasar Bandar Buat ini, kata Vasko, menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap peredaran uang palsu, terutama menjelang hari-hari besar keagamaan seperti Ramadan dan Idul Fitri, di mana intensitas transaksi ekonomi cenderung meningkat.
Bank Indonesia sebelumnya telah menghimbau masyarakat untuk selalu memeriksa keaslian uang rupiah dengan metode 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang) untuk mengenali ciri-ciri uang asli.
Masyarakat juga diimbau untuk langsung melaporkan kepada pihak berwenang jika menemukan uang yang dicurigai palsu.
Menanggapi temuan ini, Kepala Dinas Perdagangan (Kadisdag) Sumbar, Novrial menyatakan akan meningkatkan pengawasan di seluruh pasar tradisional di Kota Padang.
“Kami akan meminta petugas pasar untuk lebih waspada dan melaporkan jika ada temuan serupa. Keamanan transaksi di pasar tradisional adalah prioritas kami,” ujarnya.
Tindakan cepat Wagub Sumbar dalam menangani kasus ini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk pedagang dan pengunjung pasar yang menyaksikan langsung kejadian tersebut.
Hal ini mencerminkan komitmen pemerintah daerah dalam melindungi kepentingan masyarakat, khususnya para pedagang kecil di pasar tradisional.
Meski demikian, pedagang mengaku khawatir dengan peredaran uang palsu sembari berharap pihak berwenang dapat segera menangkap pelaku pengedar uang palsu tersebut.
“Kami berharap kasus ini cepat ditangani karena bisa merugikan kami para pedagang kecil. Kami juga akan lebih berhati-hati dalam menerima uang dari pembeli,” ujar Ema, salah satu pedagang sembako di pasar tersebut. (rdr/adpsb)
Komentar