Ia menilai yang jadi persoalan adalah infrastruktur yang menghubungkan Sumbar dengan negara tujuan dan harus ada kolaborasi dan kerja sama untuk mewujudkan hal itu.
“Perkara mengirimkan hasil perikanan harus melalui Batam tidak masalah yang penting tercatat ekspor hasil perikanan ini dari Sumbar. Batam hanya mengeluarkan surat persetujuan muat saja,” kata dia.
Ia menyebutkan secara umum ekspor hasil perikanan secara nasional terus tumbuh apalagi di saat pandemi di saat produk lain menurun untuk hasil perikanan meningkat.
Pada 2022 ada penurunan kuantitas namun secara nilai terjadi peningkatan 5,6 persen, menurut dia hal ini disebabkan beragam hal mulai dari pengaruh ekonomi dunia berpengaruh, musim hingga produksi.
Kepala SKIPM Padang Abdur Rahman menambahkan untuk penerbangan langsung ke luar negeri dari Sumbar sudah ada dan yang menjadi persoalan adalah belum ada pembeli dan unit pemasaran ikan dari Sumbar masih minim.
Pengiriman hasil perikanan secara domestik terus berjalan baik mulai ke Jakarta , Surabaya, Bali dan lainnya, hasil itu ada juga yang kemudian diekspor dari daerah tersebut
“Ini yang perlu kita kembangkan dan edukasi pengusaha ikan dalam mengelola hasil tangkapan dengan baik sehingga mutu ikan dapat terjaga dengan baik,” kata dia. (rdr/ant)