“Kami masih persuasif, walau seharusnya ada sanksi dibubarkan. Barang siapa tak mematuhi anjuran dari aparat penegak hukum maka bisa dijerat pidana. Tapi ini tak kami lakukan dan masih persuasif,” katanya.
Suharyono menuding para pendemo digerakkan oleh segelintir orang. Bahkan, ia sesumbar mengklaim telah mengantongi identitas dalang di balik kedatangan ribuan masyarakat Air Bangis ke Kota Padang.
“Penggerak massa ini sudah kami yakinkan tidak ada perizinan dan pemberitahuannya, mereka tidur di masjid dengan mengajak anak-anak, ibu-ibu, wanita sebagai tameng, taring untuk memenuhi tuntutan mereka,” ucapnya.
Langkah yang ditempuh polisi dan pemerintah, kata Suharyono, membawa pulang masyarakat dengan menyediakan 15 bus.
“Prosedur ini telah sesuai dengan amanat UU, humanis, kalaupun ada tudingan kami masuk ke masjid menggunakan sepatu, itu bukan tempat beribadah, melainkan untuk kegiatan dan acara, bukan tempat ibadah,” tuturnya. (rdr-008)