Keduanya telah diusulkan oleh sejumlah tokoh dan Pemkab Agam untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional. Usulan ini didasarkan pada kontribusinya dalam bidang pendidikan, sosial, keagamaan, dan kebangsaan.
Berkas pengusulan ini telah melewati proses persidangan berkas oleh Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Provinsi Sumbar. Namun belum ditetapkan jadi Pahlawan Nasional.
Nama Buya Syafii Maarif diusulkan oleh sejumlah tokoh dan lembaga untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional, berdasarkan pada jasa-jasanya dalam memperjuangkan Islam, Indonesia, dan kemanusiaan.
Beberapa pihak yang mengusulkan Buya Syafii Maarif sebagai pahlawan nasional antara lain adalah Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Pemerintah Kabupaten Sijunjung, dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Buya Syafii Maarif lahir di Nagari Calau, Sumpur Kudus, Minangkabau pada 31 Mei 1935. Ia adalah pendiri Maarif Institute, Presiden World Conference on Religion for Peace (WCRP). Ia juga dikenal karena berkontribusi dalam bidang pendidikan, sosial, keagamaan, dan kebangsaan.
Syafii Maarif meninggal dunia pada 27 Mei 2022 di Gamping, Sleman, DIY, dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara, Yogyakarta. (rdr/ant)