“Silek dikenal dengan fungsinya untuk pertahanan diri dan pertahanan wilayah. Selain itu, silek juga sarana pendidikan dalam pembentukan karakter masyarakat. Gerakan silek diciptakan nenek moyang kita dengan sarat nilai, kearifan, jati diri, dan mengambil gerakan-gerakan dari alam dan kehidupan,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Mahyeldi juga berharap agar niniak mamak dan pandeka Perguruan Silat Karang Indah mendukung terlaksananya program unggulan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2021-2026, di mana salah satu poinnya adalah Sumbar religius dan berbudaya.
“Pemprov Sumbar akan terus mengedepankan pelestarian warisan budaya ini. Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, bahwa pemerintah diberi tanggung jawab dalam perlindungan, pembinaan, pengembangan, dan pemanfaatan kebudayaan, di mana silek merupakan salah satu objek yang juga sudah ditetapkan sebagai warisan dunia oleh Unesco,” katanya.
Gubernur juga mengucapkan selamat kepada enam pandeka silek terbaik yang telah dilewakan pada kesempatan itu, diantaranya Alkaim Pandeka Pucuak Malin Batuah, Winovriadi Pandeka Rajo Malin Bungsu, Jufri Lenzano Pandeka Sato, Zen Akmal Pandeka Malin Sato, dan Rahmat Hidayatullah Pandeka Mudo.
“Kami berharap, setelah pelewaan gala pandeka ini, upaya pelestarian silek ke depan akan lebih giat lagi,” katanya. (rdr/ant)