PADANG, RADARSUMBAR.COM – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) H Andre Rosiade meminta calon legislatif (caleg) organisasi sayap Partai Gerindra, Perempuan Indonesia Raya (PIRA) Sumbar tidak minder mensosialisasikan pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Pasalnya, pasangan yang didukung Koalisi Indonesia Maju (KIM) ini diprediksi bakal menang satu putaran di Pemilu 2024 mendatang.
“Insya Allah, Prabowo-Gibran menang satu putaran. Tren survei saat ini elektabilitas Prabowo-Gibran sudah di angka 43-45 persen. Insya Allah, pertengahan Desember elektabilitasnya akan mendekati angka 50 persen,” kata Andre Rosiade di acara Pendidikan Politik Persiapan Caleg PIRA Sumbar dalam Pemilu 2024, di Hotel Mercure Padang, Selasa (28/11/2023).
Di acara yang juga dihadiri Pembina PP PIRA Bianti Djiwandono, Wakil Ketua Umum PP PIRA Paramita Sudharto dan ketua panitia pelaksana yang juga Sekretaris DPD PIRA Sumbar Nurhaida, Andre menegaskan selain capres-cawapresnya unggul secara elektabilitas, Partai Gerindra di Sumbar juga masih unggul jika dibanding parpol lain. Dari sejumlah survei juga ditegaskan bahwa Partai Gerindra akan kembali menjadi partai pemenang pemilu di Sumbar.
“Insya Allah kita akan bikin Pak Prabowo menang tiga kali berturut-turut di Sumbar,” tutur anggota DPR RI Dapil Sumbar 1.
Karena itu menurut Andre perlu kerja keras dan kerja bersama. Ia menyebut ada dua PR yang mesti dikerjakan caleg PIRA Sumbar. Pertama, meyakinkan para pemilih terutama emak-emak bahwa isu Prabowo pengkhianat itu tidak benar.
“Karena emak-emak ini gampang sekali terpengaruh dengan informasi hoaks yang tersebar di media sosial. Inilah peran dari caleg PIRA untuk memberikan masukan kepada masyarakat dan menjawab informasi hoaks tersebut. Caleg PIRA harus mampu menjawab dan memberikan informasi yang utuh kepada masyarakat,” tutur Anggota Komisi VI DPR RI.
Andre juga meminta agar caleg PIRA mampu menjelaskan bahwa Prabowo memutuskan bergabung dengan pemerintahan Jokowi adalah untuk menghindari perpecahan. Di mana kondisi 2019 itu sangat mengkhawatirkan dan membahayakan bagi keutuhan NKRI karena konflik antara pendukung Prabowo dan Jokowi yang begitu besar dan berpotensi memunculkan perang saudara dan perpecahan yang nantinya bisa berujung bubarnya NKRI.
“Prabowo dan Jokowi melihat kondisi itu, sehingga mereka berdua memutuskan untuk melakukan rekonsiliasi dan bersatu,” katanya.
Persatuan kedua tokoh ini kata Andre bahkan menjadi modal bagi bangsa Indonesia ketika menghadapi pandemi Covid-19. Dengan persatuan dan stabilitas politik yang dimiliki pemerintah, Indonesia bisa keluar dari pandemi dan berhasil mengendalikannya dengan baik.