“Benih lobster itu kami besarkan hingga ukuran jangkrik di UPTD BPBALP, setelah itu baru kami salurkan pada kelompok nelayan budi daya sebagai bantuan pada awal 2024 ini,” katanya.
Ia kemudian mengurai alasan kenapa bantuan benih lobster baru akan didistribusikan setelah mencapai ukuran setara jangkrik.
Ia mengatakan, ketika masih berupa benih, lobster akan rentan mati jika tidak mendapatkan penanganan optimal.
Reti mengatakan bahwa ada tiga daerah yang dinilai cocok untuk pengembangan lobster laut di Sumbar yaitu Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) dan Kepulauan Mentawai.
“Sepanjang 2023 lalu, total nilai ekspor lobster asal Sumbar mencapai Rp12,063 miliar,” katanya.
Ia meyakini, jika skema budi daya lobster di Sumbar telah berjalan dan berhasil nilai tersebut akan jauh lebih meningkat.
“Sehingga upaya pemerintah untuk meningkatkan NTN dan mengentaskan kemiskinan di Sumbar dapat tercapai,” tuturnya. (rdr)