Baznas Agam Salurkan Zakat Rp326 juta bagi 308 Orang

Mahasiswa yang menerima zakat ini kuliah di perguruan tinggi tersebar di Sumbar maupun luar Sumbar.

ilustrasi zakat. (Dok. Istimewa)

ilustrasi zakat. (Dok. Istimewa)

LUBUK BASUNG, RADARSUMBAR.COM – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Agam, Sumatera Barat menyalurkan zakat sebesar Rp326 juta bagi 308 orang mahasiswa untuk kelangsungan pendidikan mereka.

Ketua Baznas Agam Isman Imran di Lubukbasung, Jumat, mengatakan ke 308 mahasiswa tersebut berasal dari 16 kecamatan di daerah itu.

“Penyaluran zakat dilakukan di Mess Belakang Balok Bukittinggi untuk Agam wilayah timur dan Balairong Rumah Dinas Bupati Agam untuk Agam wilayah barat,” katanya.

Ia mengatakan, mahasiswa yang menerima zakat ini kuliah di perguruan tinggi tersebar di Sumbar maupun luar Sumbar.

Setelah itu, juga ada mahasiswa binaan Baznas Agam yang kuliah di Sekolah Tinggi Agama Islam Pengembangan Ilmu Al-Qur’an (STAI-PIQ) Sumbar.

Ia menambahkan, pendidikan salah satu sektor yang menjadi fokus Baznas Agam, bahkan ini sejalan dengan program Bupati Agam.

“Zakat yang kita salurkan itu melalui program Baznas Agam berupa Agam Cerdas,” katanya.

Untuk itu, ia berharap zakat ini betul-betul memberikan manfaat bagi mahasiswa dalam kelangsungan pendidikannya.

Selain itu, zakat ini disalurkan bukti pertanggungjawaban kepada muzakki yang telah berzakat melalui Baznas Agam.

Sementara Bupati Agam, Andri Warman mengaku bangga ketika mengetahui mahasiswa penerima zakat miliki IPK yang cukup tinggi.

“Beberapa mahasiswa yang kita tanya, rata-rata miliki IPK di atas 3,5 bahkan ada 4,0. Ini sangat luar biasa, semoga bisa dipertahankan dan ditingkatkan,” katanya.

Ia mengakui, meraih IPK tinggi tidak mudah dan membutuhkan perjuangan, sehingga meraih nilai yang cukup tinggi.

Bicara pendidikan, bupati menceritakan bagaimana perjalanan hidupnya dalam menjalani pendidikan ditengah keterbatasan ekonomi.

Ia juga berasal dari keluarga kurang mampu, sama dengan mahasiswa penerima zakat ini. Tapi berkat kerja keras dan perjuangan, bisa mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi.

Dengan kondisi itu, kata kuncinya adalah tidak ada yang tidak bisa di dunia ini jika ada kemauan. “Intinya kemauan. Jika ini ditanamkan dalam diri, maka semua kendala akan ada jalan keluarnya,” katanya. (rdr/ant)

Exit mobile version