MANINJAU, RADARSUMBAR.COM – Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Agam menyatakan ikan rinuak langka di Danau Maninjau semenjak beberapa bulan lalu akibat kondisi air danau vulkanik itu tercemar.
“Ikan rinuak langka dan tidak ada hasil tangkapan dari nelayan di Danau Maninjau. Ini berdasarkan hasil pantauan kami di sekitar danau tersebut,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam, Rosva Deswira di Lubukbasung, Senin.
Ia mengatakan, ikan rinuak ini langka semenjak akhir 2022 akibat kondisi air danau tercemar setelah angin kencang disertai curah hujan tinggi.
Dengan kondisi itu, kadar oksigen berkurang di dalam Danau Maninjau, sehingga ikan mengalami mati massal.
“Tidak ikan keramba jaring apung saja yang mati, ikan endemik juga mati, sehingga nelayan kesulitan mendapatkan hasil tangkapan,” katanya.
Ia menambahkan, rinuak tersebut bakal muncul beberapa bulan kedepan, sehingga hasil tangkapan nelayan kembali banyak.
Kondisi itu, tambahnya, pernah terjadi pada 2016-2017, sehingga ikan langka untuk beberapa bulan dan setelah itu muncul lagi.
“Saat ini ikan rinuak berada di aliran sungai di sekitar danau untuk mencari air yang bersih,” katanya.
Salah seorang pedagang ikan di Pasar Serikat Lubukbasung Garagahan, Yuliati menambahkan hasil tangkapan tidak ada lagi, sehingga pedagang tidak mendapatkan ikan untuk dijual.
“Kondisi ini sudah terjadi semenjak beberapa bulan lalu dan saya tidak pernah mendapatkan ikan rinuak dari nelayan,” katanya.
Sebelumnya, ia menjual rinuak dengan harga Rp40 ribu sampai Rp60 ribu per kilogram dan kondisi itu sudah mulai langka. Untuk kondisi normal dengan harga Rp20 ribu per kilogram. (rdr/ant)