Wisata viral yang sebagian besar berada di desa itu menjamur saat masa pandemi, karena banyak objek wisata yang tutup.
“Namun ketika pandemi selesai, objek wisata yang sempat viral itu satu persatu mulai sepi, bahkan di antaranya ada yang tutup,” katanya.
Mochammad Abdi mengatakan, manajemen destinasi itu tidak semata suatu kelemahan masyarakat sebagai pengelola hingga menurutnya mesti ada campur tangan pemerintah.
“Beberapa daerah yang jadi viral, pemerintah harus intervensi, bentuknya apa tidak harus semua berada di dinas pariwisata,” katanya.
Ia menegaskan jika terkait soal pengembangan seni tradisi, menurutnya dinas pendidikan kebudayaan bisa turun di sana.
“Jika soal pengembangan UMKM silakan OPD terkait, seperti dinas koperasi dan umkm, jika terkait pemasaran bisa sama Disperidag,” kata dia.
Dinas pariwisata menurutnya bisa hadir bagian akhir yang melakukan packaging dan menjual potensi wisata tersebut. (rdr/ant)