Cerita Tim Gabungan Evakuasi Pemuda Disabilitas dari Kaki Gunung Marapi

Evakuasi tersebut dilakukan oleh petugas dari Posko 3 Bukik Batabuah.

Evakuasi seorang pemuda disabilitas dari kaki Gunung Marapi ke tempat yang lebih aman. (Foto: Dok. GWA/PGA Marapi)

Evakuasi seorang pemuda disabilitas dari kaki Gunung Marapi ke tempat yang lebih aman. (Foto: Dok. GWA/PGA Marapi)

LUBUK BASUNG, RADARSUMBAR.COMTim SAR gabungan mengevakuasi seorang pemuda disabilitas bernama Aan (35) pasca peningkatan status Gunung Marapi dari level II (waspada) ke III (siaga), Sabtu (13/1/2024) siang.

Tim SAR gabungan tersebut terdiri dari unsur TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), unsur kenagarian setempat, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Palang Merah Indonesia (PMI), Dompet Dhuafa, Dinas Sosial (Dinsos) hingga unsur masyarakat.

Staf Penanggulangan Bencana PMI Kabupaten Agam, Heru Rimbo mengatakan, evakuasi tersebut dilakukan oleh petugas dari Posko 3 Bukik Batabuah, Jorong Batang Silasiah.

“Kami sudah sekitar satu minggu berkegiatan di sini untuk mendata masyarakat di radius 4,5 kilometer dari kaki Gunung Marapi,” katanya kepada Radarsumbar.com via seluler, Sabtu (13/1/2024) malam.

Hasilnya, kata Heru, terdapat sekitar 31 Kepala Keluarga (KK) dengan 27 rumah dan 106 jiwa di Nagari Bukit Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam.

“Kami memberi sosialiasi dan imbauan terkait peningkatan kewaspadaan karena masyarakat yang berada di radius 4,5 kilometer itu masih berada di rumah. PVMBG telah mengeluarkan peringatan peningkatan status Gunung Marapi dari level II ke III,” katanya.

Berdasarkan hasil evaluasi dan keputusan terbaru, katanya, masyarakat yang berada di radius tersebut harus mengevakuasikan diri ke tempat yang lebih aman.

“Dari jumlah warga sebanyak itu yang evakuasi, ada satu warga kami yang berstatus disabilitas, rumahnya itu di radius 4,4 kilometer, sudah masuk zona merah (erupsi Gunung Marapi),” katanya.

Warga berstatus disabilitas bernama Aan itu, katanya dievakuasi ke rumah neneknya yang masih berada di kawasan Bukik Batabuah dengan cara digendong dan berjalan kaki sejauh lima kilometer.

Aan, kata Heru Rimbo, tinggal di rumah berdua bersama sang ibu bernama Asni (59).

“Saat ini kondisi terpantau aman, namun kami tetap siaga untuk antisipasi, sehingga makanya ada posko dan tenda di sini,” katanya.

Salah satu kendala yang dihadapi, kata Heru, aksesibilitas atau kondisi jalan yang hanya satu jalur dengan jalur mendaki dan menurun.

“Hanya tersedia satu akses masuk dan keluar, mobil bisa masuk, namun jika berpapasan, salah satu kendaraan harus mengalah dahulu, kondisinya ini berada di kaki Gunung Marapi,” tuturnya. (rdr)

Exit mobile version