Tokoh Pemekaran Dharmasraya Datuak Rajo Medan Berpulang

Sosok tokoh masyarakat Dharmasraya ini menghembuskan nafas terakhir sekira pukul 16.20 WIB di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) pada Selasa (17/1/2023) kemarin.

Masyarakat Dharmasraya berbondong hadiri pemakaman Datuak Rajo Medan. (Istimewa)

Masyarakat Dharmasraya berbondong hadiri pemakaman Datuak Rajo Medan. (Istimewa)

DHARMASRAYA, RADARSUMBAR.COM – Kabar duka. Innalilahi Wainnailaihi Raji’un. H. Arlies Abbas Datuak Rajo Medan meninggal dunia di usia ke 73 tahun.

Sosok tokoh masyarakat Dharmasraya ini menghembuskan nafas terakhir sekira pukul 16.20 WIB di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) pada Selasa (17/1/2023) kemarin.

Tak pelak, isak tangis warga Sungai Dareh pecah menyambut kedatangan mayat (alm) H. Arlies Abbas Dt Rajo Medan.

Ketika hendak di gotong turun dari mobil Ambulans menuju rumah Gadang Suku Piliang berada di Sungai Kilangan, Kenagarian Sungai Dareh, Kecamatan Pulau Punjung.

Sosok Datuak Rajo Medan adalah tokoh yang memiliki peran besar terhadap pemekaran daerah Dharmasraya tersebut. Lelaki bersahaja ini meninggalkan 8 orang anak, 4 Laki-laki dan 4 perempuan.

Sedangkan, dua orang anaknya masih duduk di jenjang pendidikan, atas nama Aisyah sedang menumpuh jenjang pendidikan di Universitas Dharma Indonesia (Undhari), sementara Fahri masih duduk di bangku kelas 2 SMA.

Sosok tokoh energik ini sangat disegani warga Dharmasraya, baik dari kalangan muda maupun tua. Sehingga, tidak ada warga yang tidak mengenali dirinya. Apalagi di saat memperjuangkan pemekaran Kabupaten Dharmasraya.

Disaat itu, dirinya merupakan sosok tokoh penggerak kaum muda. Dengan semangat generasi muda, dituntun para tokoh dan pemuka lain, akhirnya perjuangan itu membuahkan hasil maksimal. Hingga sekarang, sudah berumur 19 tahun, perjuangan itu telah dapat dinikmati oleh siapa saja.

Menurut Andreas Abbas, adik kandung dari almarhum mengatakan bahwa Uwo Datuk Rajo Medan pada Selasa pagi memanggil dirinya melalui telepon genggam untuk datang ke rumahnya ke Koto Baru, karena beliau saat itu sedang sakit.

Tidak lama kemudian, disaat dirinya mempersiapkan diri untuk berangkat dari Sungai Dareh ke Koto Baru, datang kembali telpon dari almarhum, menyampaikan bahwa dirinya sudah menuju RSUD Sungai Dareh untuk berobat.

Tentunya niat untuk ke Koto Baru batal dan menunggu almarhum sembari mengiringinya ke RSUD Sungai Dareh. Setiba di RSUD Sungai Dareh, almarhum langsung mendapat pelayanan dari pihak medis.

Sesuai dengan arahan dan saran dari pihak medis, bahwa Uwo Datuak Rajo Medan agar puasa, karena akan dilakukan rontgen. Sembari menunggu waktu jadwal rontgen tiba, maka Uwo Datuk Rajo Medan dibawa ke ruang inap untuk dapat beristirahat.

“Sekira pukul 16.00 Uwo memanggil saya dan mengatakan bahwa dadanya agak terasa sakit, nafasnya agak terasa sesak.”

“Saat itu, saya langsung menghampiri Uwo, sembari memegang tangannya. Tidak lama kemudian Uwo duduk, sembari saya urut punggungnya.”

“Beberapa menit saja, uwo langsung lemas dan lehernya terkulai. Setelah saya lihat wajah uwo, ternyata dirinya sudah meninggalkan kami semua,” terang Andreas sembari menepis air matanya.

Andreas juga berharap kepada seluruh kaum muslimin dan muslimat untuk memaafkan segala kesalahan almarhum baik yang di sengaja, maupun tidak di sengaja. Maklum Uwo Datuk Rajo Medan memiliki pergaulan sangat luas.

“Tentu saja, ada kata-kata yang kurang pantas diucapkannya, maka dari itu, dari lubuk hati yang paling dalam kami atas nama keluarga memohon maaf,” tutupnya. (rdr)

Exit mobile version