PADANG, RADARSUMBAR.COM – Bupati Solok Epyardi Asda mengaku kecewa karena dirinya dilaporkan Gubernur Sumbar Mahyeldi ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) karena dianggap tidak beretika sebagai kepala daerah. Ia justru menilai pelaporan tersebut menunjukkan jika Mahyeldi bukanlah seorang pemimpin yang baik. Dia pun mengganggap Gubernur bermuka dua.
“Itu semua adalah akumulasi dari semua kejadian yang terjadi selama ini. Dengan gayanya beliau memimpin Sumatera Barat. Yang baik di depan, tetapi menusuk di belakang. Dengan laporan-laporan yang tidak sepantasnya, dengan sikap beliau yang tidak menghargai kami sebagai kepala daerah tingkat II ini dan membuat laporan yang tidak sepantasnya,” tegas Epyardi dikutip Radarsumbar dari video yang diunggah akun TikTok @investigasichannel, Jumat (5/4/2024).
Kendati sempat dibantah oleh Pemprov Sumbar, Epyardi yakin jika laporan tersebut sengaja dibuat untuk menjatuhkannya.
“Walaupun dibantah oleh orangnya, tetapi surat resmi dari Pak Gubernur itu ada, yang minta kepada Pak Mendagri memberikan pembinaan seutuhnya kepada Saya dan juga jika perlu Saya dipecat,” tandas kader PAN yang digadang-gadang maju di Pilgub Sumbar 2024.
Epyardi merasa tak ada etika yang dia langgar. Epyardi menuding jika tindakan Mahyeldi yang tak memberitahu dirinya ketika melakukan safari ramadan ke Kabupaten Solok lah yang tak beretika.
“Pertanyaan saya, mana yang tidak beretika, Pak Gubernur datang ke tempat saya tanpa memberi tahu. Jangankan saya, wali nagari saja tidak tahu,” timpalnya.
Epyardi menegaskan dirinya hanya ingin dihargai. Setidak-tidaknya gubernur memberitahu dirinya ketika datang ke Kabupaten Solok. “Setidak-tidaknya memberitahukan itu namanya etika. Kan ciek lasuang ciek ayam gadangnyo, ciek rumah gadang ciek tungganainyo. Apa salahnya memberitahukan kepada kami. ‘Hey Bupati Solok, Saya Gubernur, Saya penguasa Sumatera Barat, Saya mau datang ke tempat Anda, cukup. Ya, silakan gak ada masalah. Gak perlu minta izin, setidaknya memberitahukan,”