Polisi Tangkap Kawanan Pencuri Perangkat Sensor Kereta Api di Padang, KAI: Momentum Kami Sosialisasikan Pentingnya Perangkat Perlintasan Sebidang

Kerugian yang ditimbulkan akibat aksi pencurian tersebut mencapai Rp32 juta.

Ungkap kasus pencurian perangkat deteksi dini (EWS) milik PT KAI di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) pada Jumat (5/4/2024) siang. (Foto: Dok. Radarsumbar.com)

Ungkap kasus pencurian perangkat deteksi dini (EWS) milik PT KAI di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) pada Jumat (5/4/2024) siang. (Foto: Dok. Radarsumbar.com)

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Pihak kepolisian mengungkap sindikat pencurian perangkat sensor atau deteksi dini yang digunakan sebagai penunjang perjalanan kereta api di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).

Total tiga orang ditangkap oleh polisi. Masing-masing berinisial YC (38), SB (27) dan A (27). Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota (Wakapolresta) Padang, AKBP Ruly Indra Wijayanto.

Ruly mengatakan, kasus pencurian tersebut terungkap di saat petugas Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska) dan masyarakat memberikan informasi adanya tiga pelaku melakukan pencurian kabel TWS pada jalur kereta api KM +755.

“Atas informasi tersebut kami mendatangi lokasi serta mengamankan tiga pelaku bersama barang bukti serta dari hasil interogasi, pelaku mengakui perbuatannya,” katanya, Jumat (5/4/2024) siang.

Ruly mengatakan, kerugian yang ditimbulkan akibat aksi pencurian tersebut mencapai Rp32 juta.

Sementara itu, Kepala Tata Usaha (KTU) Balai Teknik Perkeretapian Kelas II Wilayah Sumatera Bagian Barat (Sumbagbar), Aslinawani Sirait mengatakan, perangkat yang dicuri adalah Early Warning System (EWS) kereta api.

EWS atau sistem peringatan dini di perlintasan sebidang tanpa palang pintu merupakan perangkat keselamatan di perlintasan sebidang yang berguna sebagai alat bantu peringatan dini kepada pengendara kendaraan bermotor pada saat akan melintas di perlintasan sebidang.

Pembangunan EWS sendiri merupakan sebuah transformasi keselamatan yang yang sudah menggunakan teknologi sensor.

“Pembangunan EWS juga bertujuan membantu dalam keterbatasan SDM dalam pemenuhan PJL di perlintasan sebidang dan juga untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat penggunaan jalan dalam melintas di perlintasan sebidang,” katanya.

Perangkat EWS, kata Aslinawani, terdiri dari tiga sensor, yakni dua sensor deteksi yang masing-masing dipasang dengan jarak kurang lebih satu kilometer berdasarkan perhitungan penentuan jarak sinyal dengan EWS disesuaikan dengan kondisi dan kepadatan pengguna jalan perlintasan sebidang dari titik EWS yang berfungsi untuk mendeteksi kedatangan kereta api.

Kemudian, satu sensor deteksi release yang dipasang pada titik EWS yang berfungsi untuk menonaktifkan EWS saat kereta telah melintasi perlintasan.

Terkait dengan kejadian pencurian pencurian kabel sensor deteksi EWS yang antara EWS 16 dan 17 berdampak pada tidak berfungsinya koneksi sensor antara EWS 16 dan 17 tersebut.

Sehingga perangkat EWS tidak dapat memberikan peringatan kedatangan kereta api pada perlintasan sebidang.

“Dampak keselamatan lainnya juga muncul dari tidak dapat berfungsinya EWS tersebut bukan hanya dari kecelakaan bagi pengguna kendaraan bermotor namun juga mengancam keselamatan pengguna jalan lainnya pada saat melintas di perlintasan sebidang,” tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Manager Pengamanan PT KAI (Persero) Divisi Regional II Sumbar, Kombes Purbaya Arja Setha mengatakan, insiden pencurian perangkat deteksi dini kereta api di perlintasan sebidang menjadi momentum pihaknya untuk mensosialisasikan keselamatan berkendara dan melintasi jalur kereta api.

“Sebagai operator yang menjalankan kereta api, aksi pencurian ini momentum bagi kami mensosialisasikan pentingnya peralatan di perlintasan sebidang,” katanya didampingi Asisten Manajer Humas PT KAI Divre II Sumbar, Yudi Simamora.

Purbaya mengatakan, sepanjang 2023, sudah terdapat enam kejadian kecelakaan di perlintasan kereta api, di mana lokasi kecelakaan memiliki EWS.

“Di salah satu Tempat Kejadian Perkara (TKP), terdapat satu keluarga yang menjadi korban. Kejadian ini menjadi momentum bagi kami untuk menjaga perlengkapan yang ada di lapangan demi keselamatan pengendara maupun masyarakat yang melintas serta di atas kereta,” katanya.

“Secara SDM, kami tak punya personel khusus untuk menjaga EWS ini, namun kami mengajak masyarakat untuk menjaga perlintasan kereta api. Pasalnya, selama tahun 2023, terdapat 28 kejadian dan enam di antaranya terdapat EWS,” pungkasnya. (rdr)

Exit mobile version