Halal bi Halal, Wako Padang-Camat Lubeg Singgung Kenakalan Remaja

Semuanya bisa diselesaikan dengan dimulai dari ketahanan keluarga. Butuh ruangan yang ramah terhadap anak.

Halal bi Halal Kecamatan Lubuk Begalung pada Sabtu (20/4/2024) siang. (Foto: Dok. Prokopim)

Halal bi Halal Kecamatan Lubuk Begalung pada Sabtu (20/4/2024) siang. (Foto: Dok. Prokopim)

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Camat Lubuk Begalung, Nofiandi Amir mengatakan, kegiatan Halal bi Halal (HBH) merupakan upaya membangun komunikasi agar program pemerintah bisa berjalan dengan lancar.

“HBH kekuatan bagi pemerintah untuk mendapatkan dukungan masyarakat, memperkuat semangat kegotongroyongan,” katanya, Sabtu (20/4/2024) siang.

Dirinya meminta, semangat kegotongroyongan yang sudah terpupuk bisa diterapkan dalam berbagai momen apapun.

“Sebelum Ramadan, kita sudah menjalankan pesta demokrasi terbesar, khusus di Lubeg bisa berjalan dengan lancar, aman dan baik,” katanya.

“Tugas belum selesai, ke depan akan ada Pilkada, pelajaran kesuksesan Pileg bisa diharapkan bisa ditiru. Kami serahkan kepada bapak dan ibu semua,” katanya.

Andi Amir juga menyoroti berbagai permasalahan sosial dan kenakalan remaja yang terjadi belakangan ini di Kota Padang, khususnya di Kecamatan Lubuk Begalung, seperti penyalahgunaan narkotika, kekerasan seksual, aksi tawuran dan berbagai tindak kriminal lainnya.

“Semuanya bisa diselesaikan dengan dimulai dari ketahanan keluarga. Butuh ruangan yang ramah terhadap anak,” katanya.

Kemajuan zaman, katanya, sangat berpengaruh kepada pola pikir dan bisa berpotensi terhadap perbuatan negatif. “Jika tak diimbangi dengan keimanan, maka dikhawatirkan generasi muda akan rusak,” katanya.

Sementara itu, Wali Kota Hendri Septa mengatakan, program muatan lokal (Mulok) Keminangkabauan, Kembali ke Suarau serta Hafal 1 Juz Al-Qur’an digagas oleh Pemerintah Kota (Pemko) Padang semata untuk membentuk generasi muda yang tangguh, berilmu dan beradab di masa yang akan datang.

“Saya pernah ke suatu sekolah Islam di Padang ini, saya tanya, sudah hafal berapa juz (Al-Qur’an)? Dia baru hafal dua Juz. Saya tanya juga ke sekolah negeri, jangankan hafal ayat pendek, apa arti dari Juz itu sendiri saja dia tidak tahu, di sana hati saya terenyuh hingga program ini lahir,” katanya.

Pemahaman agama, kata Hendri Septa, juga menjadi fondasi dasar bagi generasi muda dalam menyikapi kemajuan zaman yang semakin canggih dan menuju peradaban modern. (rdr)

Exit mobile version