“Memang pemerintahannya berbeda dengan perusahaan, tetapi pendekatannya tetap sama, yakni melalui human atau kemanusiaan,” katanya.
Satu hal penting lainnya yang disorot oleh Ketua Badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Padang yang pertama itu, dirinya ingin Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padang lebih naik dari saat sekarang.
Menurutnya, salah satu faktor yang bisa meningkatkan PAD Kota Padang adalah dengan menempatkan orang-orang atau tim yang mempunyai jiwa entrepreneurship atau kewirausahaan.
Langkah tersebut, katanya, demi mencegah kebocoran PAD, terutama yang berasal dari retribusi atau pungutan resmi yang diatur oleh Peraturan Daerah (Perda).
“Harapannya, saya melihat dari kota lain, khusus untuk yang memakai retribusi itu lebih ditugaskan ke BUMD, seperti pengelolaan pasar, di Jakarta itu ada Pasar Jaya, kalau untuk kendaraan ada Trans Jakarta, artinya untuk meminimalkan kebocoran PAD, kami tempatkan orang profesional, sehingga orang-orang yang memiliki mental pungli itu dari bawah sampai atas bisa kami tekan,” tutur Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Minang (DPP IKM) tersebut. (rdr)