PADANG, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Padang menyambut kerja sama dengan PT Korea Indonesia Creative Teach and Trade dalam mengelola sampah menjadi gas metan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Kerja sama ini diharapkan dapat menjadi solusi berkelanjutan dalam menangani sampah di Kota Padang.
Penjabat (Pj) Wali Kota Padang, Andree Algamar, mengungkapkan bahwa saat ini jumlah timbunan sampah di Kota Padang mencapai 4 juta kubik, dengan produksi sampah organik dan anorganik sebesar 640 ton per hari.
“Kami menyambut baik tawaran kerja sama dari PT Korea Indonesia Creative Teach and Trade. Dengan kerja sama ini, kami berharap dapat menangani sampah secara berkelanjutan,” ujar Andree Algamar saat menerima kunjungan Direktur PT Korea Indonesia Creative Teach and Trade, Kim Taehee, beserta rombongan di Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) pada Rabu (30/10/2024).
Menurut Andree, Pemerintah Kota Padang terus mengupayakan berbagai langkah penanganan sampah dengan melibatkan berbagai pihak. Kehadiran perusahaan dari Korea Selatan ini diharapkan dapat menjadi percontohan proyek pengelolaan sampah menjadi energi atau waste to energy di Kota Padang.
“Kami berusaha melibatkan banyak pihak dalam pengelolaan sampah. Hari ini, kita kedatangan perusahaan dari Korea Selatan yang memilih Padang sebagai pilot project pengelolaan sampah menjadi energi,” lanjut Andree, yang didampingi oleh Kepala Bappeda Yenni Yuliza dan Kabag Kerja Sama Otto Damanik.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang, Fadelan Fitra Masta, menyebutkan bahwa PT Korea Indonesia Creative Teach and Trade adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengelolaan sampah dan lingkungan hidup. Kedatangan rombongan perusahaan tersebut bertujuan untuk melakukan penelitian dan pendampingan terhadap tumpukan sampah di Kota Padang.
“Mereka datang untuk mengambil sampel gas metan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Aia Dingin, yang kemudian akan diuji coba menjadi sumber energi. Penelitian seperti ini sudah mereka lakukan di beberapa negara, dan untuk Indonesia, mereka memilih Kota Padang,” jelas Fadelan. (rdr/mc)