Pertama, kata Syahrul, kenaikan uang UAS tersebut berdampak kepada efek psikologis mahasiswa, terutama yang kurang mampu.
Kedua, berdampak juga terhadap psikologis orangtua, sedangkan pemberitahuan dari pihak kampus dan pembayaran uang UAS ini selalu mendadak. “H-2 selalu biasanya dikeluarkan (kenaikan uang UAS), hal ini membuat mental orangtua mahasiswa shock,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua II atau Pembantu Umum Rektor (Purek) Universitas Perintis Indonesia Padang, Rafnelly Rafki meminta kepada para mahasiswa bersabar karena aspirasi mereka akan segera disampaikan. “Kami minta bersabar, karena aspirasi kalian (mahasiswa) akan segera kami sampaikan kepada Rektor, kami minta untuk segera membubarkan diri,” tuturnya. (rdr-008)