Di depan peserta, dr Riris mengatakan bahwa orangtua takut membawa anaknya untuk imunisasi. Ketakutan anaknya akan demam setelah imunisasi menjadi momok tersendiri. Padahal, dr Riris menyebut bahwa banyak hal yang bisa dilakukan ketika anak demam setelah imunisasi. Seperti memberi anak obat paracetamol agar demamnya turun, dan cara lainnya.
“Orangtua jangan takut Imunisasi, kita lebih baik mencegah polio dari sekarang dengan imunisasi, kalau anak demam kan ada obatnya,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang dr Srikurnia Yati yang mewakili Wali Kota Padang menyampaikan bahwa Kota Padang termasuk daerah berisiko tinggi terhadap penularan virus polio. Apalagi Padang sebagai ibukota Sumatera Barat. Karena itu Pemko Padang mengadakan crash program polio dengan mengundang tenaga kesehatan sebagai narasumber dan kepala OPD serta camat sebagai peserta sosialisasi.
“Kita tentunya mewaspadai penularan polio di tengah masyarakat, karena pada saat pandemi lalu, capaian imunisasi polio sangat rendah,” terangnya.
Kadiskes mengimbau kepada seluruh orangtua untuk segera membawa anaknya agar melakukan imunisasi polio. Imunisasi yang teratur pada anak akan meningkatkan antibodi pada anak itu sendiri. “Apabila anak berusia kurang dari 18 tahun dan belum imunisasi polio, dapat dikejar dengan segera melakukan imunisasi. Tidak ada kata terlambat,” jelas Kadiskes.
Diakui Kadiskes, pelaksanaan imunisasi polio saat pandemi Covid-19 lalu jauh menurun. Pada tahun 2020, angka vaksinasi suntik polio hanya 19 persen saja. Jauh dari target nasional yang di atas 95 persen.
“Kita akan lakukan gebyar crash program polio pada tanggal 6 atau 7 Maret nanti, kita mulai dari Nanggalo,” ucap Kadiskes. (rdr)