Sumber terpercaya Radarsumbar.com yang tak bersedia disebutkan namanya mengatakan bahwa korban merupakan salah satu aparat pertahanan dan kematian tersebut dikaitkan dengan cinta sesama jenis.
“Dugaan kuat mengarah ke sana (LGBT),” kata sumber tersebut.
Sumber itu mengatakan, terkait dugaan keterlibatan oknum aparat pertahanan tersebut bermula dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang dilakukan.
Di sana, petugas mencurigai kain yang diduga sebagai pembalut korban saat ditemukan tidak dijual bebas dan berasal dari kalangan tertentu.
“Kemudian, ditambah dengan informasi dari masyarakat setempat yang melihat korban datang pada tanggal 12 Februari 2023 lalu,” ungkapnya.
Namun, beberapa waktu sebelum ditemukan, terduga pelaku sempat buru-buru hendak pergi kembali ke daratan dengan menghubungi pihak perahu yang membawa mereka ke Pulau Pasumpahan.
“Terduga pelaku ini terlihat keteteran membawa barang bawaannya dengan alasan buru-buru,” katanya.
Ia melanjutkan, baik korban dan terduga pelaku sama-sama pernah bertugas di Kota Ambon, Maluku dan sudah terlibat hubungan sesama jenis.
“Pada dasarnya, kuat indikasi ke hubungan sesama jenis, hal itu diketahui dari hasil pemeriksaan atau visum bahwa salah satu alat vital korban sudah tak normal lagi, tidak ada jejak luka, dugaan korban ini (wafat) karena dipiting,” katanya.
Jasad Membusuk
Sebagaimana diketahui, masyarakat dihebohkan dengan penemuan sesosok mayat membusuk di Pulau Pasumpahan, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
Mayat tanpa identitas itu ditemukan dalam keadaan tertelungkup pada Jumat (17/2/2023) malam oleh seorang pemuda yang sedang mencari batu untuk memasang tenda di pulau tersebut.
“Saat mencari batu itu, pemuda tersebut mencium aroma tak sedap tak jauh dari tempat sampah,” ucap sumber Radarsumbar.com berinisial AS, Sabtu (18/2/2023) siang.
Sumber tersebut mengatakan, pemuda yang merupakan wisatawan tersebut kemudian memberitahukan kepada rekannya terkait penemuan mayat.
“Mereka kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada pengelola Pulau Pasumpahan yang meneruskan informasi kepada polisi,” katanya.
Tidak lama berselang, polisi beserta unsur kemanusiaan lainnya seperti Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Padang melakukan evakuasi terhadap jasadnya.
Jasad korban kemudian dievakuasi menggunakan ambulans PMI Kota Padang menuju RS Bhayangkara Polda Sumbar.
Hasil identifikasi, korban diketahui sudah sudah berada di Tempat Kejadian Perkara (TKP) lebih kurang lima hari karena kondisi mayat sudah rusak dimakan belatung. (rdr-008)