“Terima kasih atas dukungan oleh Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Holtikura Provonsi Sumatra Barat yang telah bekerja sama mensosialisasikan pembuatan biosaka kepada 19 kelompok tani atau 475 orang petani di 7 kecamatan yang ada di Kota Padang,” cecarnya.
Di akhir wawancara Syahrial juga berharap agar penggunaan biosaka ini dapat dilakukan terus menerus oleh petani.
“Seperti yang diketahui bahwa kelompok Tani Budi Sepakat konsisten dengan tanam jarwo dan telah melakukan penangkaran benih padi sehingga dapat meningkatkan nilai produksi. Semoga Kota Padang menjadi penghasil padi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani,” harapnya.
Penemu biosaka, Muhammad Ansar dalam kesempatan tersebut langsung mempraktikkan pembuatan Biosaka dihadapan para petani.
“Biosaka adalah pembuatan cairan dengan bahan dasar beragam rumput, daun-daunan yang ada di sekitar area pertanian,” ujarnya di hadapan petani.
Ansar menjelaskan untuk pemilihan rumput harus memakai rumput yang sehat yang tidak tercampur bahan kimia dan rumputnya pun harus minimal ada 5 jenis.
“Kemudian rumput tersebut dicampur air dan diremas hingga menghasilkan cairan hijau pekat. Cairan inilah yang dimasukan ke alat penyemprot, selanjutnya dengan teknik pengabutan, disemprotkan ke area pertanian,” jelasnya. (rdr)