Penulis buku berjudul “kekuatan-kekuatan politik di Indonesia” tersebut mengatakan sepanjang yang diperjuangkan entitas politik tidak mengabaikan kepentingan negara yang lebih besar, yaitu penguatan persatuan dan kesatuan bangsa, maka keberagaman Indonesia bukanlah masalah yang perlu dipertikaikan.
“Namun, problemnya akan menjadi serius ketika identitas ini mulai dipolitisasi dengan membenturkan perbedaan-perbedaan yang ada untuk tujuan kekuasaan politik,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor Unand Prof Yuliandri mengatakan melihat materi orasi ilmiah Prof Asrinaldi tampak suasana politik semakin dinamis menghadapi Pemilu 2024 sebab berdampak pada pasang surut praktik demokrasi di Indonesia.
“Bahkan, sebagian ilmuwan menganggap kondisi demokrasi ini semakin mengkhawatirkan karena terjadinya kemunduran yang signifikan,” ujar dia.
Ia mengatakan pada dasarnya banyak variabel yang menyebabkan terjadinya kemunduran demokrasi.
Variabel identitas politik, ujar dia, menjadi variabel yang perlu disorot karena ikut mempengaruhi kehidupan politik masyarakat sehingga apabila dipolitisasi akan menjadi kekuatan politik yang sangat menentukan dalam pemilu. (rdr/ant)