Menurutnya, tidak mungkin warga atau masyarakat setempat mengakomodir segala kebutuhan dari para peserta KKN yang jumlahnya terhitung banyak tersebut.
“(Membayar) Rp30 ribu per kepala, itu per bulan, bukan diminta per hari, itupun digunakan untuk membayar listrik, air dan segala sarana pendukung lainnya, masa masih dikeluhkan juga,” katanya.
Menurutnya, KKN bagi seorang mahasiswa adalah ajang untuk mengabdi kepada masyarakat, bukan untuk berlibur.
“Di sana, mereka bertugas untuk mengimplementasikan semua ilmu yang mereka dapat, jadi jika ada kekurangan dalam pelayanan, seharusnya dimaklumi, dicarikan solusinya, itu gunanya mereka ada di sana, bukan untuk berlibur,” katanya.
Imral juga membandingkan dirinya saat melaksanakan KKN di Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) yang jauh lebih memprihatinkan dari kondisi yang dialami para mahasiswa UNP di Bungus Barat.
“Apa yang mereka dapat saat ini, sudah jauh lebih baik, karena saya juga pernah melaksanakan KKN, itu jauh lebih memprihatinkan, tapi kembali lagi, ini merupakan pengabdian kepada masyarakat,” katanya.
Sebelumnya, pihak Universitas Negeri Padang (UNP) angkat bicara pasca viral sejumlah mahasiswi mereka yang mengungkapkan keluh kesahnya saat melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di kawasan Bungus Barat, Kota Padang.
Sekretaris UNP, Erian Joni mengakui bahwa sejumlah mahasiswi yang ada dalam video beredar itu berasal dari UNP. “Ini terjadi karena miskomunikasi dan etika dalam bersosial media,” kata Erian.
Erian mengatakan, mahasiswi itu mengaku mengeluhkan fasilitas yang mereka dapatkan tidak sebanding dengan harga yang telah dibayar oleh peserta KKN.
“Namun, bukan berarti tindakan mereka itu dibenarkan, menyampaikan keluh kesah mereka di media sosial (medsos) dengan cara demikian, sekali lagi ini miskomunikasi,” katanya.
Selain itu, kata Erian, sejumlah mahasiswa yang melaksanakan KKN di kawasan Bungus itu telah ditarik keluar dari wilayah tersebut pasca postingan yang mereka keluarkan beredar dan kadung viral di medsos.
“Agar tidak terjadi gesekan, mereka kami tarik dan bisa saja dipindahkan ke daerah lain, mungkin saja masih ada slot (daerah KKN) yang kosong, mungkin mereka di sana ditempatkan,” katanya.
Mahasiswa UNP yang mengikuti KKN pada tahun ini berjumlah ribuan dan tersebar ke ratusan Nagari, Kelurahan dan Desa di Sumbar. (rdr-008)