Dia mengingatkan agar jangan sampai pertumbuhan ekonomi hanya kepada masyarakat di kota saja, sementara masyarakat desa terpinggirkan dan menjadi beban negara.
“Hal itu sejatinya juga sejalan dengan butir-butir Pancasila yang menganut asas antikemiskinan. Sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa, artinya tuhan tidak menginginkan umatnya miskin,” kata akademisi yang meraih gelar strata dua di Institut National Polytecnique De Lorraine UFR Genie Des Systems Industrial dan Thammasat University Bangkok tersebut.
Sementara itu, Rektor Unand, Prof Yuliandri mengatakan buku yang ditulis oleh Prof Firwan Tan akan menjadi sumber atau rujukan bagi civitas akademika Unand dalam berbagai hal, terutama yang menyangkut pendidikan dan penelitian mahasiswa.
Prof Yuliandri mengatakan saat ini masing-masing perguruan tinggi di Tanah Air diberikan beban dan tanggung jawab, di antaranya setiap rektor harus menandatangani kontrak kerja dengan kementerian.
“Salah satu isi kontrak kerja itu adalah dosen atau mahasiswa dituntut bisa menghasilkan suatu karya yang bisa bermanfaat dan digunakan masyarakat luas atau mendapatkan rekognisi internasional,” ujarnya.
Berdasarkan penilaian yang dilakukan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada tahun 2023 Unand berhasil keluar sebagai pemenang terkait hasil kerja dosen yang digunakan masyarakat. (rdr/ant)