Disampaikan, Kadis, berdasarkan pengalaman beberapa kelompok tani yang biasa memberi elisitor biosaka kepada tanamannya. Hal tersebut dapat membuat tanaman menjadi subur dan cepat mengalami pertumbuhan.
“Kalau masa pertumbuhan tetap seperti jenis tanaman yang ditanam. Namun, yang menjadi pembeda berdasarkan pengalaman petani yang mencoba ialah menjadi subur dan cepat mengalami pertumbuhan,” terangnya.
Terkait tanaman yang dapat dijadikan biosaka, jelas Kadis, ialah tanaman yang terdapat di sekitar area pertanian, sehat dan tidak tercampur bahan kimia serta rumputnya harus 5 berjenis.
“Misalkan kita mau menerapkan biosaka kepada tanaman di perkarangan. Tanaman yang diambil ialah tanaman yang sehat dan berada di sekitar perkarangan. Adapun maksimal jaraknya ialah 20 KM,” terangnya.
Terkait pembuatan cairan dengan bahan dasar beragam rumput, daun-daunan ini ialah, terangnya, ialah dengan mencampurkan air dengan rerumputan. Kemudian bahan tersebut diremas hingga menghasilkan cairan hijau pekat.
“Cairan inilah yang dimasukan ke alat penyemprot, selanjutnya dengan teknik pengabutan, disemprotkan ke area pertanian,” tutupnya.
Sebagai informasi tambahan, dalam rangka pemanfaatan bahan alami untuk pengembangan pertanian ramah lingkungan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian juga mengadakan lomba kreasi video ”Beauty of Biosaka Contest” tahun 2023.
Para petani, petugas lapangan, stakeholder di bidang pertanian dapat mengikuti lomba dengan menginput data usulan Lomba ”Beauty of Biosaka Contest” dimulai pada tanggal 15 September 2023 sampai dengan tanggal 5 Oktober 2023 pukul 23.59 WIB melalui aplikasi online yang disediakan panitia melalui tautan http://bit.ly/lomba-biosaka. (rdr/mc)