PADANG, RADARSUMBAR.COM – Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Partai Gerindra asal Sumatera Barat (Sumbar), H Andre Rosiade meminta polisi mempercepat proses penanganan Semen Padang Hospital (SPH) pasca ledakan yang terjadi pada Selasa (30/1/2024) sore.
Pasalnya, setiap harinya SPH melayani rata-rata 1.000 pasien rawat jalan dan ratusan pasien rawat inap di rumah sakit tersebut.
“Untuk itu, harapan kami sebagai anggota DPR RI, pihak kepolisian bisa secara cepat bisa menyelesaikan proses investigasi sehingga proses pelayanan terhadap masyarakat bisa kembali dilaksanakan,” katanya usai melakukan kunjungan dan peninjauan pasca ledakan di SPH, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Sumbar, Rabu (31/1/2024) siang.
Fasilitas rawat inap rumah di Sumbar, wabil khusus Kota Padang, kata Ketua DPD Partai Gerindra Sumbar itu sangat terbatas.
Bahkan, katanya, RSUP M Djamil pun ingin membangun ruang rawat inap baru di tanah eks KAI yang sedang ia perjuangkan bersama manajemen rumah sakit dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
“Kami berharap polisi segera menyelesaikan proses investigasi sehingga police line dicopot sehingga dalam satu minggu ke depan SPH sudah bisa membuka layanan poliklinik dan juga mungkin rawat inap dan in shaa Allah dalam satu bulan ke depan renovasi perbaikan semua bisa selesai sehingga pelayanan bisa pulih kembali,” kata Ketua DPD Partai Gerindra Sumbar tersebut.
Ketua Harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) itu berharap kepada agar peristiwa serupa tidak kembali terulang dan meminta Manajemen SPH betul-betul mengecek seluruh fasilitas.
“Benahi perbaikan sehingga betul-betul kita (pastikan tidak) mengulangi kejadian. Jadi harapan kami itu sebagai anggota DPR RI yang membawahi BUMN kepada SPH yang tak lain dimiliki oleh yayasan Semen Padang, salah satu BUMN kita,” kata Ketua TKD Prabowo Gibran di Sumbar.
Ledakan yang terjadi di SPH pada Selasa (30/1/2023) telah menarik perhatian tokoh dan pejabat publik, termasuk H Andre Rosiade.
“Kedatangan kami sebagai anggota Komisi VI DPR RI asal Sumbar yang bermitra dengan BUMN, di mana SPH berada di bawah yayasan Semen Padang. Karena ini menjadi permasalahan besar yang menjadi perbincangan masyarakat Sumbar,” katanya.
Jika garis polisi atau police line dibuka, Andre Rosiade berharap dalam satu minggu ke depan pelayanan kesehatan di poliklinik SPH sudah bisa berjalan seperti semula.
“Saya sampaikan akan ada perbaikan, evaluasi menyeluruh, tidak ada kejadian berulang,” katanya.
Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) SPH, dr Selfi Farisha mengeklaim bahwa pihaknya sudah mengunjungi total 58 pasien yang dirujuk dan tersebar di 10 rumah sakit Kota Padang.
“Kami pastikan mereka dapat terlayani dengan baik, alhamdulillah mereka dalam keadaan baik dan aman. Ada 58 pasien yang dirujuk,” katanya.
Dirinya juga mengaku tidak ada kendala dalam proses evakuasi pasien rawat inap saat ledakan terjadi.
“Dalam proses evakuasi dan rujukan tidak ada kendala karena kerjasama dan koordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) berjalan baik,” katanya.
Selfi belum mengetahui kondisi terkini di dalam SPH pasca ledakan karena masih dipasang garis polisi.
“Kami belum boleh masuk, kerugian kami terkait ledakan itu (juga) belum diketahui,” tuturnya. (rdr)
Komentar