Handoko menjelaskan bahwa kebanyakan kebakaran disebabkan oleh pembakaran sampah dan lahan yang dilakukan sembarangan, terutama di tengah cuaca yang tidak menentu dan kemarau. “Beberapa kebakaran yang terjadi sebelumnya dimulai dari pembakaran sampah yang tidak diawasi dengan baik,” ujarnya.
Pihaknya juga mengingatkan perusahaan kelapa sawit agar tidak membakar lahan secara sembarangan. “Kita selalu mengingatkan dan memberikan sosialisasi kepada perusahaan kelapa sawit untuk tidak membakar lahan sembarangan, serta mengadakan simulasi dan menyiapkan alat pemadam kebakaran sederhana,” tambah Handoko.
Sebagai langkah antisipasi, Satpol PP Damkar Pasaman Barat telah membentuk lima orang relawan pemadam kebakaran di masing-masing dari 19 nagari (desa) yang ada di wilayah tersebut. Tugas mereka antara lain untuk memberikan sosialisasi dan melaporkan kejadian kebakaran dengan cepat.
“Perusahaan kelapa sawit juga diwajibkan untuk menyiapkan peralatan pemadam kebakaran dan memberikan pelatihan kepada karyawan sebagai antisipasi kebakaran. Selain itu, mereka harus melaporkan kegiatan mereka secara berkala kepada kami,” ungkap Handoko. (rdr/ant)
Komentar