Selanjutnya kerusakan areal pertanian sawah 123 haktare dan perkebunan 365 hektare. Dia mengatakan Pasaman Barat merupakan daerah rawan bencana alam karena tipe wilayah pegunungan, dataran rendah, perbukitan, dan pantai.
“Bencana alam yang banyak terjadi adalah banjir, longsor, gempa dan abrasi. Juga angin kencang, badai dan angin puting beliung,” katanya.
Pihaknya pada 2025 ini akan membentuk kelompok siaga bencana di 90 nagari (desa) yang ada karena akan sangat bermanfaat bagi penanganan bencana di tingkat nagari.
“Saat ini baru ada dua nagari (desa) yang memiliki kelompok siaga bencana yakni di Nagari Sinuruik Kecamatan Talamau dan Nagari Aia Gadang Kecamatan Pasaman,” katanya.
Selain itu, juga akan meningkatkan edukasi mitigasi bencana kepada masyarakat terutama di daerah pesisir sehingga mampu meminimalisir korban dan juga kerugian akibat bencana alam. (rdr/ant)
Komentar