Menyikapi persoalan itu Kepala Dinas Pendidikan Pasaman Barat Agusli mengatakan sangat prihatin melihat kondisi siswa yang sekolahnya terdampak gempa.
“Khusus untuk SDN 26 Talamau untuk tahun ini akan dibangun tiga lokal belajar menggunakan Dana Alokasi Umum. Mudah-mudahan segera dilakukan,” ujarnya.
Pihaknya sebelumnya juga telah membangun lokal darurat untuk menampung proses belajar mengajar di sekolah itu.
Untuk mengantisipasi agar anak-anak tidak belajar di luar sekolah maka pihaknya akan menekankan ke pihak sekolah agar dibuat sistem sua shift atau masuk bergantian.
“Jumlah siswa di SDN 26 ada 134 orang tentu pengaturan belajarnya nanti kembali akan diatur agar anak-anak tidak belajar di luar ruangan lagi,” harapnya.
Ia menyebutkan pihaknya pada 2022 telah mengusulkan pembangunan 15 sekolah yang rusak karena gempa.
“Pembangunan sekolah yang rusak sebenarnya telah dimulai sejak 2022 namun belum selesai. Selain itu juga 10 lokal darurat telah dibangun. Kami berharap Kemendikbud dapat segera menyediakan anggaran pembangunan lokal yang rusak karena gempa,” harapnya. (rdr/ant)