“THR wajib dibayarkan secara penuh dan paling lambat tujuh hari sebelum hari raya keagamaan,” katanya.
Ia menegaskan tunjangan hari raya keagamaan itu harus dibayar penuh, tidak boleh dicicil.
Ia menjelaskan THR keagamaan diberikan kepada pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja satu bulan secara terus menerus atau lebih, baik yang mempunyai hubungan kerja berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT), perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT), termasuk pekerja/buruh harian lepas yang memenuhi persyaratan sesuai peraturan perundang-undangan.
Adapun besaran THR pekerja atau buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus menerus atau lebih adalah sebesar satu bulan upah.
Sedangkan bagi pekerja/buruh dengan masa kerja satu bulan secara terus menerus tetapi kurang dari 12 bulan diberikan secara proporsional.
Lalu menurut surat edaran itu, terkait ketentuan mengenai besaran THR dimungkinkan perusahaan memberikan tunjangan yang lebih baik dari peraturan perundang-undangan.
“Aturan mengenai THR itu sudah jelas. Jadi kami harapkan perusahaan membayarkannya sesuai aturan yang ada. Kepada pekerja jika ada yang menerima tidak sesuai agar melaporkan ke pos pengaduan yang ada,” tegasnya. (rdr/ant)