Ciri khas lainnya adalah ukuran ekornya yang panjangnya hingga satu setengah kali panjang tubuh atau sekitar 71 centimeter. Surili Sumatera ini memiliki keragaman warna bulu antar subspesies.
Ada yang berwarna abu-abu, hitam, hingga kecoklatan. “Simpai atau Surili Sumatera adalah hewan aktif di siang hari dan banyak beraktivitas di pohon, makanan utamanya adalah dedaunan, tetapi kerap juga mengkonsumsi buah-buahan, bunga, dan biji-bijian,” ujarnya.
Hidup secara berkelompok yang terdiri atas satu jantan dan lima sampai tujuh betina. Simpai jantan dewasa mencapai kematangan seksual pada usia 34 sampai 47 bulan sedangkan betinanya pada usia 35 sampai 60 bulan.
Ia menerangkan berkembang biak sepanjang tahun dengan masa kehamilan simpai betina 155-226 hari, dan melahirkan satu anak tiap masa kehamilan.
Simpai termasuk hewan yang dilindungi berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem. (*)